Arah Industri Perbankan 2026
Ilustrasi penyaluran kredit perbankan. FOTO-Dok Bank Indonesia
EmitenNews.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerima laporan Rencana Bisnis Bank alias RBB 2026. Dari laporan itu, OJK menilai pertumbuhan perbankan masih akan positif.
Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae, Pertumbuhan kredit pada tahun depan diproyeksikan akan sedikit meningkat dibandingkan tahun 2025. Ruang penurunan suku bunga global dan domestik masih tersedia di tahun depan, sehingga diharapkan dapat berdampak positif pada pertumbuhan DPK dan ketersediaan likuiditas dan membantu perbankan dalam melaksanakan penyaluran kredit.
Selain itu, kata dia, penurunan suku bunga secara global juga diharapkan dapat mendorong meningkatnya demand kredit, sehingga pertumbuhan kredit diharapkan tetap kuat.
Begitu juga dengan ketahanan perbankan yang dilihat dari tingkat permodalan juga akan tetap kuat dan cukup tinggi, berfungsi sebagai buffer terhadap ketidakpastian ekonomi global dan mendukung pertumbuhan.
Di sisi lain, kata Dian, jika penghimpunan dana cukup positif, maka ketersediaan likuiditas akan terjaga dan membantu perbankan dalam melaksanakan penyaluran kredit.
Selain itu, penurunan suku bunga secara global juga diharapkan dapat mendorong meningkatnya demand kredit untuk berbagai kepentingan ekonomi, sehingga pertumbuhan kredit diharapkan tetap kuat.
Dian juga menjelaskan, rasio NPL perbankan juga diproyeksikan terus membaik dan berada di kisaran rendah (+-2%) meskipun tekanan tetap datang dari segmen kredit UMKM sebagai sektor yang paling cepat tumbuh saat ekonomi ekspansif, tapi juga paling cepat tertekan saat kondisi makro melemah.
Selanjutnya, Dian menyebut, implementasi berbagai program pemerintah serta dukungan optimal dari kebijakan fiskal, kebijakan perdagangan, kebijakan industri, dan kebijakan investasi akan meningkatkan efek multiplier ke konsumsi rumah tangga dan investasi dunia usaha, sehingga juga mendorong permintaan terhadap kredit perbankan.
Sebagai tambahan informasi, hingga Oktober 2025, penyaluran kredit tumbuh 7,36% yoy (Sep-25: 7,70%) menjadi sebesar Rp8.220,21 triliun. Bersamaan dengan itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh tinggi sebesar 11,48% yoy (Sep-25: 11,18%) menjadi Rp9.756,6 triliun.
Di periode yang sama, likuiditas industri perbankan pada Oktober 2025 memadai, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 130,97% (Sep-25: 130,47%) dan 29,47% (Sep-25: 29,30%), masih di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%. Adapun Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 210,43%. Selanjutnya LDR tercatat sebesar 84,26%, dinilai masih memadai dalam mengantisipasi peningkatan kredit.
Adapun kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,25% (Sep-25: 2,24%) dan NPL net relatif stabil sebesar 0,90% (Sep-25: 0,87%). Loan at Risk (LaR) turun dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 9,41% (Sep-25: 9,52%). (*)
Related News
BEI Makin Ceria, Jumlah Investornya Tembus 20 Juta!
RI - Jepang Perkuat Penggunaan Uang Lokal dalam Transaksi Bilateral
Empat Saham Lepas Suspensi: Dua Masih Ngacir, Sisanya Jeblok
Sempat Pede ARA, Tiga Saham Ini Membeku
Lima Saham Kompak Ambles Usai Dibayangi UMA
Bank Indonesia Rilis Sukuk Rp3,8 Triliun





