EmitenNews.com - Archi Indonesia (ARCI) menyedot biaya eksplorasi USD2,35 juta alias setara Rp37,2 miliar. Total anggaran itu, terserap untuk kegiatan eksplorasi kuartal pertama 2024. Tepatnya, periode eksplorasi antara January-Maret 2024. 

Rincian biaya kegiatan eksplorasi untuk periode Januari 2024 sampai Maret 2024 menjadi sebagai berikut. Biaya kegiatan eksplorasi periode Januari 2024 sebesar USD796.944 atau setara dengan Rp12,6 miliar. Lalu, biaya kegiatan eksplorasi Februari 2024 senilai USD759.044 atau setara Rp11,9 miliar.
Dan, biaya kegiatan eksplorasi periode Maret 2024 sejumlah USD802.869 atau setara Rp12,7 miliar. Sedang kegiatan pengeboran periode Januari 2024 hingga Maret 2024 sebanyak 105 titik bor inti dengan total kedalaman 18.032,5 meter. Rincian kegiatan pengeboran menjadi sebagai berikut.

Pada periode Januari 2024, Archi melakukan pengeboran inti 28 titik bor dengan total kedalaman 6.066,8 meter. Pada Februari 2024, melakukan pengeboran inti 31 titik bor dengan total kedalaman 5.521,4 meter. Periode Maret 2024, melakukan pengeboran inti 46 titik bor dengan total kedalaman 6.444,3 meter. 

Kegiatan pengeboran sumber daya emas, dan eksplorasi menggunakan metode pengeboran diamond drilling (DD), dan reverse circulation (RC) diselesaikan melalui perjanjian/kontrak dengan PT Maxidrill Indonesia. Archi, pemilik 100 persen Tambang Emas Toka Tindung, Manado, Sulawesi Utara, melalui anak usaha Meares Soputan Mining (MSM), dan Tambang Tondano Nusajaya (TTN). 

Tambang Emas Toka Tindung terdiri dari dua kontrak karya jangka panjang meliputi area seluas 39.817 hektare (ha). Area itu melintasi Minahasa Utara, dan Kota Bitung Sulawesi Utara. Kontrak karya itu, berlaku sampai 2041 di bawah kendali MSM, dan TTN. MSM, dan TTN mendapat jaminan perpanjang kontrak karya dua kali maksimum 10 tahun. (*)