EmitenNews.com - Aset Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Tabungan Negara (BBTN) diyakini bakal melampaui Rp50 triliun per akhir 2023. Posisi tersebut ditopang penyaluran pembiayaan melesat sepanjang 2023. 

Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan per November 2023, aset BTN Syariah telah mencapai Rp49 triliun. “Sejalan dengan stimulus pemerintah sektor perumahan, dan minat tinggi masyarakat ke pembiayaan syariah, saya optimistis aset BTN Syariah bakal tembus di atas Rp50 triliun akhir 2023,” tutur Nixon di Jakarta, Rabu (24/1). 

Peningkatan aset BTN Syariah itu, juga mencatat rekam jejak cemerlang. Terhitung sejak 2018 hingga 2022, BTN Syariah mencatat tingkat pertumbuhan aset per tahun selama lima tahun terakhir alias compound annual growth rate (CAGR) sebesar 9,8 persen. Angka pasti posisi aset BTN Syariah akan segera disampaikan dalam paparan kinerja full year 2023. 

Nixon memastikan di samping pembiayaan terus melesat, kualitas pembiayaan BTN Syariah tetap terjaga. Dengan kualitas pertumbuhan pembiayaan terjaga itu, Nixon meyakini BTN Syariah akan mampu menjadi salah satu bank syariah besar, dapat melayani berbagai kebutuhan nasabah untuk memiliki rumah dengan skema pembiayaan syariah. 

“BTN Syariah memiliki infrastruktur pembiayaan syariah yang kuat serta jaringan mitra developer yang luas, sehingga kami yakin dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia untuk memiliki hunian dengan pembiayaan berskema syariah,” ucap Nixon. 

Nah, dengan posisi aset itu, UUS Bank BTN telah memenuhi syarat untuk melakukan spin-off. Berdasar Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 12 Tahun 2023 menyebutkan jika total aset UUS lebih dari Rp50 triliun, wajib melakukan pemisahan dengan tahapan tertentu. OJK juga mengatur batas waktu penyampaian persetujuan pemisahan yakni paling lama 2 tahun setelah batas penyampaian laporan publikasi triwulanan.

Sebelumnya, dari laporan keuangan per September 2023, menunjukkan bisnis BTN Syariah masih didominasi penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) berbasis syariah atau KPR BTN iB, baik subsidi maupun non-subsidi. Komposisi KPR syariah menempati 92,53 persen dari total pembiayaan BTN Syariah atau setara Rp33,11 triliun per September 2023. 

KPR BTN Bersubsidi iB menyasar segmen subsidi mencatat pertumbuhan penyaluran hingga 21,67 persen secara tahunan alias year-on-year (yoy) menjadi Rp22 triliun per September 2023. Sementara itu, KPR BTN iB non-subsidi tumbuh 15,32 persen yoy menjadi Rp11,11 triliun per September 2023. (*)