EmitenNews.com - Astra International (ASII) tidak main-main menggenjot lini bisnis sektor layanan kesehatan (healthcare). Buktinya, raksasa otomotif tersebut telah menyedot dana invesasi Rp8,6 triliun. Dana jumbo tersebut terserap untuk pada Halodoc, Medikaloka Hermina (HEAL), dan Rumah Sakit Kardiovaskular Heartology.

”Kami berambisi membangun ekosistem kesehatan supaya menjangkau masyarakat lebih dengan layanan terbaik, dan harga terjangkau,” tegas Tira Ardianti, Head of Corporate Investor Relation Astra.

Astra melihat potensi dunia kesehatan sangat besar. Oleh karena itu, investasi pada sektor kesehatan tersebut dilakukan sejak edisi 2021. Menambah porsi kepemilikan saham pada Halodoc menjadi 31 persen dari sebelumnya 21 persen. 

”Astra telah melakukan beragam langkah mengukuhkan pembangunan ekosistem layanan kesehatan. Kami percaya ke depan peluang layanan kesehatan sangat luar biasa,” ucapnya. 

Tira melanjutkan, Astra juga telah menambah porsi kepemilikan saham di Medikaloka Hermina (HEAL) menjadi 20,02 persen. Itu setelah pada 19 September 2025, Astra kembali menyerok 2.978.500 helai alias 2,97 juta saham RS Hermina tersebut.

Transaksi pembelian itu, dilakukan perseroan melalui anak usaha yaitu Astra Healthcare Indonesia (AHI). Aksi AHI tersebut dibantu oleh CLSA Sekuritas Indonesia. Kalau dikalkulasi dengan penutupan perdagangan saham RS Hermina edisi 19 September 2025 di Rp1.675, transaksi tersebut bernilai Rp4,98 miliar. 

Dengan penyelesaian transaksi itu, timbunan saham Astra secara tidak langsung melalui AHI menjadi 1,96 miliar helai alias 12,79 persen. Surplus 0,02 persen dari episode sebelum transaksi dengan koleksi 1,96 miliar eksemplar. Tabulasi saham sebelum transaksi setara dengan 12,77 persen. 

Sementara Astra mengoleksi saham RS Hermina secara langsung tercatat 1,11 miliar eksemplar atau setara dengan tabulasi 7,23 persen. Nah, dengan tambahan 2,97 juta helai atau 0,02 persen itu, donasi saham Astra baik langsung dan tidak langsung menjadi 20,02 persen setara 3,076 miliar helai.

Melonjak dari sebelum transaksi dengan tabulasi 3,073 miliar saham alias selevel dengan porsi kepemilikan 20 persen. Sebelumnya, Astra menjala 1.472.471.400 helai alias 1,47 miliar saham perseroan. Pembelian dituntaskan dalam empat kali transaksi. Pembelian saham itu, terjadi dengan kisaran harga Rp1.683,14-1.850 per saham. 

Dengan skenario harga itu, Astra dipaksa merogoh dana senilai Rp2,69 triliun. Rincian transaksi dilakukan Astra menjadi sebagai berikut. Pada 9 September 2025, Astra menjala 163.800.000 helai dengan harga Rp1.683,14 per saham senilai Rp275,69 miliar. Kemudian, pada 10 September 2025, kembali Astra mengemas 1.800.000 saham pada Rp1.705 per helai sebesar Rp3,06 miliar. 

Lalu, pada 11 September 2025, Astra menggulung 3.642.500 helai dengan harga Rp1.717,14 per saham sejumlah Rp6,25 miliar. Dan, terakhir pada 12 September 2025, Astra diketahui menyerap 1.303.228.900 saham dengan harga Rp1.850 per helai sebesar Rp2,41 triliun.

Dengan pelaksanaan transaksi itu, tabungan saham pengelola RS Hermina tersebut dalam pangkuan Astra menanjak signifikan. Tepatnya, menjadi 3,07 miliar eksemplar setara dengan porsi kepemilikan 20 perse. Mengalami lompatan secara drastis yaitu sekitar 9,58 persen. 

Sebelum transaksi itu, Astra hanya mengemas saham Medikaloka Hermina 1,6 miliar lembar atau selevel dengan 10,42 persen. ”Transaksi dilakukan untuk kepentingan investasi,” tegas Gita Tiffany Boer, Corporate Secretary Astra. (*)