EmitenNews.com - PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) berencana membeli kembali saham perusahaan (buyback) yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dana yang disiapkan perusahaan untuk membeli kembali saham di pasar mencapai Rp 473,55 miliar.


Dalam keterbukaan informasi, DOID menyebut pembelian kembali saham perseroan dilakukan secara bertahap untuk periode 3 bulan. Masa pembelian yaitu sejak 7 Maret 2022 - 6 Juni 2022.


"Perseroan akan melakukan penyisihan dana maksimum sebesar USD33 juta atau setara Rp 473,55 miliar dengan nilai tukar 1 USD = Rp 14.350 untuk pelaksanaan pembelian kembali saham yang berasal dari akun saldo laba ditahan," tulis perusahaan, Senin (7/3/2022).


Merujuk SE OJK 3/2020, jumlah saham yang akan dibeli kembali Delta Dunia Makmur tidak akan melebihi 20% dari jumlah modal disetor. Ketentuannya, paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5% dari modal disetor perseroan.


Jumlah saham yang akan dibeli kembali mencapai maksimal 1,72 miliar lembar dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Pasca buyback dilakukan, porsi kepemilikan saham masyarakat di DOID akan menyusut menjadi 36,54%.


"Pembelian kembali saham perseroan akan dilakukan dengan harga yang dianggap baik dan wajar oleh perseroan. Dengan memperhatikan bahwa harga penawaran atas pembelian kembali saham perseroan akan dilakukan dengan harga yang lebih rendah atau sama dengan harga transaksi sebelumnya, sesuai POJK 2/2013," tulisnya.


Buyback saham akan dilakukan DOID melalui PT BNI Sekuritas. Aksi korporasi ini tidak bisa diikuti Komisaris, Direktur, Pegawai, Pemegang Saham Utama Perseroan, dan pihak yang memperoleh informasi orang dalam.


Nantinya, Delta Dunia Makmur berencana menyimpan saham yang dibeli kembali sebagai saham treasuri untuk jangka waktu maksimal 3 tahun.


Saham tersebut nantinya tidak dapat digunakan untuk mengeluarkan suara dalam RUPS dan tidak diperhitungkan dalam menentukan jumlah kuorum yang harus dicapai sesuai peraturan berlaku.


"Aset dan Ekuitas Perseroan akan menurun sebesar USD33 juta atau setara Rp 473,55 miliar dengan asumsi menggunakan kas internal untuk membeli kembali saham perseroan. Laporan laba rugi perseroan diperkirakan sejalan dengan target," tulisnya.