EmitenNews.com - Mora Telematika Indonesia alias Moratelindo (MORA) akan menawarkan sukuk ijarah dengan sisa imbalan ijarah maksimal Rp750 miliar. Sukuk ijarah ditawarkan Rp273,78 miliar terdiri dari dua. Yaitu meliputi seri A, dan seri B.


Seri A dengan jumlah sisa imbalan Ijarah yang ditawarkan Rp264,18 miliar dengan cicilan imbalan ijarah Rp26,41 miliar per tahun, berjangka 3 tahun sejak tanggal emisi. Seri B dengan jumlah sisa imbalan Ijarah Rp9,6 miliar dengan cicilan imbalan Ijarah Rp1,05 miliar per tahun, berdurasi 5 tahun.


Sisa dari jumlah sisa imbalan Ijarah ditawarkan maksimal Rp476,22 miliar pada Sukuk Ijarah Seri A, dan Sukuk Ijarah Seri B akan dijamin secara kesanggupan terbaik (best effort). Kalau jumlah dalam penjaminan best effort tidak terjual sebagian atau seluruhnya, sisa tidak terjual tersebut tidak menjadi kewajiban perseroan untuk menerbitkan Sukuk Ijarah tersebut. 


Cicilan Imbalan Ijarah dibayarkan setiap tiga bulan sekali sejak tanggal emisi. Di mana, tanggal pembayaran cicilan imbalan Ijarah pertama akan dilakukan pada 11 April 2024, sedangkan pembayaran terakhir, dan Sisa Imbalan Ijarah sekaligus jatuh tempo masing-masing Sukuk Ijarah pada 11 Januari 2027 Sukuk Ijarah Seri A, dan 11 Januari 2029 Sukuk Ijarah Seri B. 


Kalau hasil penawaran sukuk ijarah Rp273,78 miliar, sekitar 50 persen untuk refinancing alias Rp136,89 miliar. Kalau tidak mencukupi, perseroan memiliki alternatif sumber dana lain di antaranya namun tidak terbatas melalui pinjaman perbankan atau sumber-sumber internal perseroan.


Selanjutnya, sekitar 50 persen untuk investasi. Investasi untuk membangun backbone dan access termasuk data center, dan ducting. Pembangunan itu, didukung perangkat penunjang baik aktif termasuk namun tidak terbatas pada perangkat DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) maupun pasif infrastruktur termasuk namun tidak terbatas pada shelter, U-ditch, kabel fiber optic. 


Selain itu, dana untuk peningkatan kapasitas jaringan sudah ada, dan penambahan kapasitas jaringan baru. Pembangunan backbone, dan access akan dilakukan untuk pembangunan submarine, dan inland cable dilakukan di beberapa pulau Indonesia, termasuk namun tidak terbatas pada pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi serta jaringan internasional termasuk namun tidak terbatas pada Singapura. (*)