EmitenNews.com - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk optimistis dapat terus melanjutkan program transformasi yang dilakukan perseroan guna mendorong kinerja semakin positif ke depan.


Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar  di Serang, Banten, Direktur Bisnis sekaligus Plt. Direktur Utama Bank Banten Cendria Tasdik mengungkapkan optimismenya menyambut tahun 2022.

 

"Perseroan berhasil melalui tahun 2021 dengan baik dan menunjukkan ketangguhan segenap Banteners dalam fase akselerasi pertumbuhan ini. Direksi sangat menghargai kepercayaan dan keyakinan para pemegang saham, khususnya Pemerintah Provinsi Banten dan PT Banten Global Development, dan juga pemegang saham publik, serta kami berterima kasih atas pengawasan, dukungan dan arahan segenap dewan komisaris," ujar Cendria lewat keterangannya di Jakarta, Rabu (11/5).

 

Meskipun belum mencatat laba namun pada 2021, emiten berkode saham BEKS itu mencetak kinerja yang lebih baik dibandingkan 2020. Pada 31 Desember 2021, aset meningkat secara signifikan sebesar 65,7 persen ke angka Rp8,85 triliun, dari Rp5,34 triliun pada 31 Desember 2020.

 

Hal itu didorong oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat secara signifikan sebesar 79,8 persen ke angka Rp4,64 triliun, dari Rp2,58 triliun pada akhir Desember 2020.

 

Demikian pula, pendapatan operasional selain bunga naik 45,8 persen menjadi Rp41,85 miliar dari Rp28,7 miliar. Di sisi biaya, perseroan juga melakukan efisiensi operasional sehingga berhasil menekan beban bunga menjadi Rp241 miliar, turun 27,7 persen dibandingkan Desember 2020.

 

Bank Banten menutup tahun 2021 dengan kredit di angka Rp3,08 triliun dan modal mencapai Rp1,89 triliun. Perseroan membukukan rugi periode berjalan setelah pajak bersih sebesar Rp265,18 miliar. Rugi tersebut berhasil ditekan lebih baik 20,88 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp308,16 miliar.

 

"Hal ini dicapai diantaranya dengan mendongkrak pendapatan sepanjang tahun 2021, dimana pendapatan bunga bersih tumbuh 90 persen secara tahunan (yoy) menjadi sebesar Rp67,02 miliar dari Rp35,23 miliar," ujar Cendria.