EmitenNews.com—Pasar modal Indonesia resmi meluncurkan produk baru yaitu waran terstruktur pada Senin,  19 September 2022. Tiga produk waran terstruktur yang diterbitkan dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).


"Terhitung sejak 1 September 2022, PT RHB Sekuritas Indonesia memperoleh pernyataan efektif menjadi penerbit waran terstruktur pertama di Bursa Efek Indonesia dan telah mencatatkan tiga seri waran terstruktur dengan underline BBRI,UNVR,ADRO,” kata Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik menuturkan, dalam Pembukaan Perdagangan dalam rangka Penerbitan Waran Terstruktur secara virtual, Senin (19/9/2022).


"Ini adalah yang pertama di Indonesia untuk itu kami memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada OJK, RHB Sekuritas kepada SRO dan seluruh pihak yang telah mendukung proses waran terstruktur diluncurkan hari ini,” kata dia.


PT RHB Sekuritas Indonesia menerbitkan tiga produk waran terstruktur yang diterbitkan dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).


CEO PT RHB Sekuritas Indonesia, Thomas Nugroho mengungkapkan, produk waran terstruktur tersebut persiapannya cukup lama.


"Seperti yang kita dengar memang produk waran terstruktur persiapannya cukup lama, jadi ini sangat berharga bagi kami. Ini bukan satu dua tapi ada tiga seri waran terstruktur yang akan luncur hari ini yaitu dari saham UNVR,ADRO, BBRI," kata Thomas dalam Pembukaan Perdagangan dalam rangka Penerbitan Waran Terstruktur secara virtual, Senin (19/9/2022).


Thomas menuturkan, waran terstruktur ini bisa menjadi pilihan instrumen investasi bagi investor di Indonesia. Selain itu, produk ini juga diawasi oleh Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


“Produk ini merupakan jawaban untuk diversifikasi instrumen investasi bagi investor di Indonesia yang menginginkan harga saham yang lebih terjangkau kemudian volatilitas yang gesit dan tentunya yang paling penting ada dua hal, ini semua diawasi oleh IDX dan OJK,” kata dia.


Selain itu, saham yang menjadi underlying merupakan saham bluechip. "Saham yang menjadi underlying nya saham-saham blue chip. Jadi dari industri, regulator pun ingin memotivasi semua untuk memiliki instrumen diversifikasi,” ujar dia.