EmitenNews.com - Perdagangan saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup melemah. Itu dipicu kekhawatiran investor akan inflasi, dan rantai pasokan mengalami gangguan. Data klaim pengangguran mingguan lebih tinggi dari ekspektasi 362 ribu dari sebelumnya 335 ribu juga turut menjadi tambahan sentimen negatif pasar. 


Efeknya, Dow Jones mengalami koreksi 546 poin (1,59 persen) menjadi 33.844, S&P 500 minus 52 poin (1,19 persen) ke posisi 4.307, Nasdaq anjlok 64 poin (0,44 persen) ke level 14.445, dan EIDO melesat 0,52 poin (2,46 persen) pada level 21.69.  Menyusul koreksi itu, menjadikan ketiga indeks membukukan kinerja negatif selama September. Bulan lalu, indeks Dow Jones tekor 4,3 persen, S&P 500 turun 4,8 persen, dan Nasdaq menukik 5,3 persen. 


Saham sektor energi dan keuangan beberapa pekan terakhir bergerak positif. Itu diuntungkan lonjakan harga komoditas minyak, dan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun. Nah, pada perdagangan kemarin mengalami koreksi cukup dalam, Goldman Sach terkoreksi 1,7 persen, dan JP Morgan minus 1,3 persen. 


Sementara itu, saham teknologi membukukan kinerja relatif cukup baik dibanding sektor lain meski belum bisa membawa indeks Nasdaq ke teritori positif. Lompatan yield obligasi, kekhawatiran akan lonjakan inflasi, dan rencana The Fed akan segera mengurangi program pembelian obligasi membuat saham sektor teknologi kurang menarik di mata investor. 


Berdasar data itu, Mino, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas menyebut teken anggaran untuk membiayai pemerintahan federal AS Presiden Joe Biden diprediksi menjadi sentimen positif indeks harga saham gabungan (IHSG). Lanjutan kenaikan harga CPO, dan batubara berpeluang menjadi tambahan sentimen positif pasar. 


Indeks akan bergerak menguat dengan support level 6.205, dan resistance level 6.365. Sejumlah saham laik beli antara lain BMRI support Rp6.050, resisten Rp6.250, CTRA support Rp915, resisten Rp955, ICBP support Rp8.225, resisten Rp8.475, dan MPPA support Rp990, resisten Rp1.030. (*)