EmitenNews.com —  PT Indofarma Tbk (INAF) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp37,58 miliar pada tahun 2021, atau memburuk dibandingkan tahun 2020 yang membukukan laba bersih sebesar Rp27,58 miliar.

 

Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2021 telah audit INAF yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (20/4/2022). Padahal, perseroan mencatat penjualan bersih naik menjadi Rp2,901 triliun yang ditopang pertumbuhan penjualan obat ethical ke dalam negeri sebesar 33,37 persen menjadi Rp1,115 triliun.

 

Bahkan di tahun 2021, perseroan mulai mencatatkan penjualan vaksin senilai Rp924,76 miliar, pos ini nihil pada tahun 2020. Hanya penjualan alat kesehatan, jasa klinik dan lainnya yang menyusut 5,5 persen menjadi Rp802,1 miliar.

 

Walau beban pokok penjualan membengkak 87,02 persen menjadi Rp2,45 triliun tapi laba kotor tumbuh 12,75 persen menjadi Rp451,65 miliar. Namun, laba usaha turun 12,06 persen menjadi Rp51,97 miliar karena beban penjualan, umum dan administrasi serta kerugian lain lain membengkak 16,6 persen menjadi Rp399,68 miliar.

 

Kian tertekan, beban keuangan membengkak 7,5 persen menjadi Rp43,3 miliar. Terlebih beban pajak penghasilan membengkak 156 persen menjadi Rp64,45 miliar. Dampaknya, perseroan mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp37,57 miliar.

 

Akibatnya, emiten farmasi BUMN ini mencatatkan rugi per saham dasar Rp12,12, sedangkan di tahun 2020 mencatatkan rugi bersih per saham Rp0,01.

 

Sementara itu, aset perseroan tumbuh 17,3 persen menjadi Rp2,011 triliun karena utang pajak membengkak 97,9 persen menjadi Rp194,5 miliar.