EmitenNews.com - PT Garuda Indonesia (GIAA) mengklaim 39 lessor telah meneken Non Disclosure Agreement (NDA). Selanjutnya, lessor itu, dapat mengakses rencana bisnis, dan restrukturisasi perseroan. Dan, saat ini, Garuda Indonesia dalam tahap proses finalisasi restrukturisasi.


”Kami minta proposal para lessor sebagai pertimbangan finalisasi proses restrukturisasi,” tutur Mitra Piranti, VP Corporate Secretary & Investor Relations Garuda Indonesia, seperti dilansir Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/11).


Proposal itu, berisi informasi mengenai jumlah, jenis pesawat, dan persyaratan pembayaran. Garuda Indonesia, saat ini mengoperasikan 119 armada, selain enam pesawat milik perseroan berjenis A330-300. Angka itu, berkurang dari posisi Juni 2021 sebanyak 136 pesawat sewa. ”Sejumlah pesawat telah dikembalikan kepada sejumlah lessor (early termination),” imbuhnya.


Saat ini, armada pesawat yang tidak digunakan berstatus  dalam proses maintenance atau perawatan sesuai prosedur berlaku. Rincian pesawat sewa itu, antara lain 57 pesawat B737-800, 18 pesawat CRJ1000, 13 pesawat ATR72-600, 10 pesawat B777-300, 11 pesawat A330-300, 7 pesawat A330-200, dan 3 pesawat A330-900.


Menyinggung harga sewa pesawat lebih mahal dari harga normal, Mitra harga sewa pesawat Garuda Indonesia didasarkan pada nilai sewa berlaku pada tahun pesawat tersebut diakuisisi. Itu dengan mempertimbangkan jangka waktu sewa, tahun pembuatan, dan konfigurasi pesawat. ”Jadi, wajar kalau dibandingkan dengan kondisi pasar saat ini lebih mahal,” tegasnya.


Selain itu, harga sewa di pasar akan menurun seiring pertambahan usia pesawat, kondisi pasar, dan kondisi teknis pesawat. Sayangnya, Garuda tidak mau membeber jenis pesawat apa memiliki biaya sewa lebih tinggi dari harga normal. ”Kami tengah renegosiasi sewa pesawat dengan lessor sebagai bagian dari restrukturisasi, termasuk menjajaki kemungkinan opsi skema sewa pesawat lebih ekonomis dengan memperhatikan kondisi referensi pasar,” ucapnya.


Pesawat Garuda Indonesia memiliki spesifikasi sesuai perencanaan saat diakuisisi. Itu diharap mendorong peningkatan standar pelayanan, dan memenuhi standar full-service secara global. Harga pasar mengasumsikan pesawat diperoleh dengan spesifikasi standar pabrikan. ”Variasi metode akuisisi sejumlah pesawat turut mempengaruhi harga sewa secara keseluruhan,” tegas Mitra.


Sekadar informasi, Garuda Indonesia menyewa delapan jenis pesawat. Meliputi Boeing 777-300, Boeing 737-800, Boeing 737-8 Max, Airbus A330-200, Airbus A330-300, Airbus A330-900, CRJ1000 NextGen, dan ATR 72-600. Dan, pesawat menjadi perbincangan seru yaitu jenis Boeing 777-300. Mantan Komisaris Garuda Indonesia, Peter Gontha meminta pertanggungjawaban Garuda Indonesia soal harga sewa pesawat Boeing 777 lebih besar dua kali lipat dari harga pasaran. (*)