BEI dan KPEI Bulan Depan Tidak Jamin Saham OASA dan BHAT

Ilustrasi: Gedung Bursa EFek Indonesia.
EmitenNews.com - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) mengumumkan bahwa saham PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) dan PT Bhakti Multi Artha Tbk (BHAT) masuk dalam daftar Efek Tidak Dijamin (ETD) mulai 1 Oktober 2024 hingga 31 Oktober 2024.
Penetapan Efek Tidak Dijamin tersebut Berdasarkan Pasal 25 Peraturan OJK No. 26/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa, dan hasil evaluasi bersama antara PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) atas saham OASA dan BHAT.
Dengan dikeluarkannya keputusan tersebut, perdagangan efek yang tidak dijamin hanya dilakukan di pasar negosiasi. Ketentuan ini sesuai dalam Peraturan BEI No. II-K tentang efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan atas efek bersifat ekuitas, tulis Direktur BEI, Kristian S.Manullang dan Direktur KPEI, Antonius Herman Azwar dalam pengumuman KSEI pada 25 September 2024.
Efek Tidak Dijamin yaitu bila komposisi kepemilikan efek termasuk porsi kepemilikan publik dan konsentrasi kepemilikan efek yang dikategorikan berisiko.
Pertimbang berikutnya, pola transaksi yang terindikasi melanggar UU Pasar Modal, fluktuasi, volume transaksi, frekuensi dan informasi bersifat material.
Selain itu, Kebijakan tersebut sejalan dengan Peraturan KPEI No. II-15 tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa atas Efek Tidak Dijamin dan Transaksi Dipisahkan atas Efek Bersifat Ekuitas.
Sebelumnya PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) pernah masuk dalam Efek Tidak Dijamin mulai berlaku efektif 3 Juni 2024 hingga 28 Juni 2024.
Pada perdagangan hari ini saham OASA turun Rp8 atau ambles 5 persen menjadi Rp138 per lembar.
PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) bergerak dalam industri energi, khususnya energi terbarukan. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2006 sebagai pedagang umum dan kontraktor.
Perusahaan juga sempat bergerak di industri telekomunikasi sebelum mengalihkan bisnis utamanya ke industri energi pada tahun 2022. Melalui anak perusahaannya, perusahaan bertujuan mengubah sampah menjadi energi dengan mengembangkan pembangkit listrik sampah menjadi energi di beberapa kota di Pulau Jawa, serta menyediakan energi biomassa dan jasa kontraktor ramah lingkungan.
Pemegang saham per 31 Mar 2024
Gafur Sulistyo Umar sebanyak 3.527.485.673 Saham atau 55,58%, Masyarakat 2.487.167.327 Saham atau 39,18% dan PT And Indonesia Kapital sebanyak 332.567.000 Saham atau 5,24%.
Sebelumnya Gafur Sulistyo Umar selaku Direktur Utama pernah menjual kepemilikan saham Maharaksa Biru Energi (OASA) sebanyak 126.944.400 helai alias 126,94 juta eksemplar pada 24 September 2024.
Penjualan bos emiten besutan Cinta Laura itu, terjadi dengan harga pelaksanaan Rp157 per helai. Menyusul skema harga itu, Gafur Sulistyo mengantongi dana taktis senilai Rp19,93 miliar.
Related News

Defisit Menipis, Kuartal I-2025 Laba DEWA Melangit 763 Persen

Laba Susut 74 Persen, BUMI Kuartal I-2025 Defisit USD2,26 Miliar

Sarana Mitra Luas (SMIL) Bukukan Penjualan Rp100,44 Miliar di Q1-2025

Surplus 49 Persen, Laba JSMR Kuartal I-2025 Sentuh Rp927,49 Miliar

Laba Melorot 54 Persen, Kuartal I-2025 IATA Defisit USD2,19 Juta

Drop 79,51 Persen, Laba ADRO Kuartal I-2025 Sisa USD76,69 Juta