EmitenNews.com - Aksi PT Bukalapak.com Tbk(BUKA) menyimpan dana hasil penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada instrumen deposito menahun mendapat perhatian regulator bursa.

 

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna mengakui, bahwa dana IPO Bukalapak bukan diperuntukan untuk ditempatkan pada instrumen investasi seperti deposito, tapi untuk pengembangan usaha.

 

“Setiap penggunaan dana IPO tentu kami perhatikan. Iya betul (bukan untuk di depositokan),” jawab Nyoman ketika ditanya wartawan terkait peruntukan dana IPO Bukalapak di Jakarta, Rabu (1/3/2023).

 

Nyoman mengingatkan, bursa akan memantau penggunaan hasil IPO yang tercantum dalam prospektus. “Kami akan nilai targetnya terpenuhi. Kan memang ada periode dimana. mereka ada effort untuk mengesekusi rencana tersebut. Jadi kita lihat hasil dari laporan dulu,” kata dia.

 

Mengutip laporan penggunaan dana IPO BUKA hingga 31 Desember 2022 pada laman Buirsa Efek Indonesia (BEI) pada akhir minggu lalu, bahwa perseroan baru menggunakan sebanyak Rp7,816 triliun atau 36 persen dari total dana hasil IPO yang tercatat sebesar Rp21,325 triliun pada Agustus 2021 lalu.

 

Sedangkan sisa dana IPO sebesar Rp13,509 triliun ditempatkan pada instrumen investasi tergolonng berisiko rendah seperti deposito, obligasi, Giro, dan Reksadana.

 

Rinciannya, BUKA menempatkan dana IPO sebesar Rp9,79 triliun dalam 5 rekening deposito dengan bunga 4,75 persen hingga 6 persen pada bank pihak ketiga. Selebihnya, Rp2,736 triliun ditempatkan pada 12 seri obligasi pihak ketiga dengan bunga mulai 4,13 persen hingga 8,38 persen. Sisanya, sebesar Rp575 miliar ditempatkan pada dua produk reksadana pihak ketiga dengan imbal hasil 2,27 persen dan 2,96 persen.

 

Padahal, BUKA mengumumkan dana IPO untuk modal kerja anak usaha, PT Buka Mitra Indonesia sebesar Rp3,198 triliun tapi hingga 13 Januari 2023 baru menyalurkan Rp964,88 miliar. Lalu untuk modal kerja anak usaha lainnya, PT Buka Usaha Indonesia sebesar Rp3,198 triliun, tapi baru tersalurkan Rp3,4 miliar.

 

Sedangkan untuk Buka Investasi Bersama masih nihil dari rencana sebesar Rp213,25 miliar. Begitupun dengan  PT Buka Pegadaian yang baru menerima Rp33,112 miliar dari rencana menerma Rp213 miliar.