EmitenNews.com – Emiten konstruksi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menguras kas untuk digunakan untuk aktivitas operasi mencapai Rp7,296 triliun dalam sembilan bulan tahun 2021, bengkak 26,49 persen dibandingkan periode sama tahun 2020 sebesar Rp5,768 triliun.


Hal itu dipicu pembayaran kepada pemasok mencapai Rp19,169 triliun, bengkak 7,9 persen dibandingkan akhir September 2020 sebesar Rp17,775 triliun. Tapi penerimaan kas dari pelanggan hanya Rp12,646 triliun, menyusut 9,35 persen dibandingkan akhir kuartal III 2020 sebesar Rp13,967 triliun.


Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal III 2021 telah audit emiten konstruksi BUMN ini yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia(BEI) pada akhir pekan lalu.


Namun, WIKA dapat membukukan laba bersih sebesar Rp104,94 miliar, naik 108 persen dibandingkan akhir kuartal III 2020 sebesar Rp50,192 miliar.


Jelasnya, pendapatan bersih tumbuh 12,62 persen menjadi Rp11,647 triliun. Rincinya, infrastruktur dan gedung tumbuh 5,6 persen menjadi Rp6,918 triliun. Senada, pendapatan industri beton naik 49,57 persen menjadi Rp2,854 triliun. Serupa, pendapatan energi dan pembangkit listrik tumbuh 0,37 persen menjadi Rp1,613 triliun. Hanya pendapatan properti turun 19,6 persen menjadi Rp261,7 miliar.


Walau beban pokok pendapatan bengkak 12,43 persen menjadi Rp10,673 triliun, tapi laba kotor tumbuh 9,56 persen menjadi Rp974,43 miliar.


Menariknya, beban pendanaan dapat ditekan sedalam 25,2 persen menjadi Rp718,69 miliar. Begitu juga dengan rugi anak usaha dapat ditekan sedalam 92,75 persen tersisa Rp20,537 miliar. Bahkan perseroan membukukan laba entitas ventura bersama senilai Rp514,27 miliar, naik 50,29 persen dibandingkan kuartal III 2020 sebesar Rp342,9 miliar.


Sementara itu aset tumbuh 3,81 persen menjadi Rp69,509 triliun. Hal itu ditopang ekuitas yang tumbuh 7,8 persen menjadi Rp17,98 triliun.