EmitenNews.com - Ternyata ini penyebab langka, dan mahalnya harga beras premium. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Lampung menemukan penyebab kelangkan dan mahalnya harga beras di ritel modern di Lampung, karena produsen sengaja menyetop suplai ke ritel. 

 

Dalam keterangannya Rabu (21/2/2024), Kepala Kantor Wilayah II KPPU Lampung Wahyu Bekti Anggoro mengatakan, salah satu penyebab kelangkaan yang memicu mahalnya harga beras, ada produsen yang sengaja menghentikan distribusi ke ritel modern. 

 

"Hasil pemantauan, kami menemukan adanya surat pemberitahuan dari salah satu produsen bahwa distribusi ke ritel modern dihentikan sementara," kata Wahyu Bekti Anggoro.

 

Penghentian suplai dilakukan karena harga dari produsen akan mencapai Rp14.500 per kilogram (kg). Sedangkan harga eceran tertinggi (HET) hanya Rp 13.900 per kg. Ritel modern tidak dapat menjual produk di atas HET yang ditetapkan pemerintah, karena itu produsen menghentikan suplai kepada ritel.

 

Selain itu, KPPU juga mendapati suplai terakhir oleh produsen ke ritel modern dilakukan pada 9 Februari 2024. Dari hasil penelusuran ke produsen, juga didapatkan keterangan bahwa saat ini produsen hanya mendistribusikan beras ke pasar tradisional yang mau menjual sesuai HET. 

 

Harga beras medium di tingkat produsen mencapai Rp14.200 per kg dan beras premium Rp14.500-Rp14.700 per kg. Itu berarti harga beras premium sudah di atas 5,75 persen dari HET dan beras medium di atas 30,27 persen dari HET.

 

Wahyu menambahkan, kenaikan harga beras di tingkat produsen ini dipengaruhi naiknya harga bahan baku gabah kering panen (GKP) yang kini sudah mencapai Rp7.750-Rp8.200 per kg. Harga ini jauh di atas harga acuan pembelian (HAP) GKP di penggilingan yang telah ditetapkan pemerintah yakni Rp 5.100 per kg. 

 

Sesuai hasil pantauan di lapangan, Wahyu menyebutkan, stok gabah di tingkat produsen tersedia terbatas, khususnya gabah untuk bahan baku beras premium. Sedangkan stok gabah untuk jenis beras asalan terpantau tersedia cukup. ***