Bersama EMOS, KLBF Dorong Inovasi Digital Kesehatan via NET 2025

Pengurus Kalbe dan EMOS usai diskusi panjang. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Kalbe Farma (KLBF) melalui EMOS Global Digital kembali menyelenggarakan National EMOS Talkshow (NET), sebagai bagian dari peringatan ulang tahun kesembilan. Acara tahunan itu, mengusung tema “Gateway to The Future: Accelerate Digital Innovation in Indonesia Health Services”.
Pada NET 2025, EMOS menggandeng berbagai pemangku kepentingan sektor kesehatan untuk bersama mendorong percepatan transformasi digital terhadap layanan farmasi. Transformasi itu, sejalan dengan amanat UU No. 17 Tahun 2023 menekankan integrasi Sistem Informasi Kesehatan nasional.
Melalui NET, EMOS menegaskan peran sebagai katalisator ekosistem digital yang tangguh dan adaptif. Acara diselenggarakan secara daring melalui platform EMOS Metaverse itu, dirancang untuk menjangkau lebih dari 11 ribu tenaga kefarmasian seluruh Indonesia. Rangkaian kegiatan terdiri atas talkshow interaktif, diskusi panel, dan virtual expo berlangsung pada 5-13 Agustus 2025.
Melalui pendekatan digital imersif, EMOS memperkuat literasi teknologi kalangan tenaga kesehatan, dan memperluas kolaborasi lintas sektor. Fokus utama NET 2025 menjawab tantangan ketahanan rantai pasok obat, optimalisasi distribusi logistik farmasi, dan pemberdayaan apoteker sebagai garda terdepan layanan kesehatan.
Itu menjadi bentuk kontribusi nyata EMOS dalam menjawab kebutuhan sistem kesehatan terintegrasi, dan berkelanjutan. Sebagai penghubung antar-distributor, apotek, dan principal, EMOS mengembangkan platform berbasis data mampu memberi rekomendasi produk, dan Virtual Assistant berbasis teknologi Large Language Model (LLM).
Itu berperan sebagai kanal dukungan interaktif dapat menjawab pertanyaan pengguna terkait fitur, proses pemesanan, status pengiriman, hingga kendala teknis secara real-time, dan otomatis untuk meningkatkan efisiensi layanan pelanggan, mengurangi beban tim operasional, dan memberikan pengalaman pengguna lebih personal dan responsif.
Itu juga memperkuat posisi EMOS sebagai pelopor digitalisasi distribusi farmasi Indonesia. Digitalisasi menjadi kunci untuk meningkatkan ketahanan, dan keandalan layanan farmasi nasional. “Keikutsertaan para apoteker dan ketenagafarmasian bentuk nyata partisipasi, seluruh elemen ekosistem, dalam membangun masa depan layanan kesehatan digital indonesia lebih baik. Kami berharap seluruh pemangku kepentingan menjaga semangat inovasi, dan berdampak nyata,” tutur Patrick Atmadjaja, Direktur Kalbe Farma sekaligus Presiden Direktur Enseval Putera Megatrading.
“NET telah menjadi ruang kolaborasi strategis bagi para pelaku industri kesehatan untuk berbagi wawasan, inspirasi, dan semangat inovasi guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Tema tahun ini, “Gateway to The Future: Accelerate Digital Innovation in Indonesia Health Services,” mendorong kita memanfaatkan teknologi dari digitalisasi distribusi obat hingga pemanfaatan AI & big data, untuk menciptakan layanan yang lebih cerdas, cepat, dan terhubung. Melalui ekosistem digital EMOS dan dukungan luar biasa dari para mitra serta principal, kami terus menghadirkan solusi untuk memperkuat peran tenaga kefarmasian dalam menyediakan layanan kesehatan aman, akurat, dan mudah diakses,” imbuh Eddy T. Nawawi, Presiden Direktur PT EMOS Global Digital.
Transformasi digital bidang kesehatan mendapat dukungan kuat dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, Dr. L. Rizka Andalucia, melalui Dita Novianti Sugandi, menegaskan pemerintah mengutamakan integrasi sistem data, dan ketahanan obat nasional.
“Kami mengapresiasi EMOS telah membantu pemerintah menjaga ketersediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan. Ini tentu telah memberi banyak kemudahan bagi pasien maupun masyarakat dalam mengakses obat, baik obat bebas maupun obat yang diresepkan oleh dokter. Saya berharap forum ini menjadi ruang diskusi, dan ajang berjejaring bagi kita semua untuk bertukar gagasan serta menghasilkan satu ide konstruktif dalam mendukung inovasi dan pemanfaatan teknologi bidang kesehatan, khususnya dalam perbekalan kesehatan,” harap Dita.
Kepala Badan POM RI, Prof Taruna Ikrar, membahas pentingnya sistem pengawasan berbasis teknologi. Tema NET sangat sejalan dengan arah kebijakan nasional, dan visi Badan POM. Ketahanan sistem obat nasional bukan hanya soal harga, dan ketersediaan obat, tetapi tentang bagaimana memastikan setiap obat beredar itu aman, bermutu, dan berkhasiat.
Ia juga menekankan bahwa BPOM mendukung inovasi sejalan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. “BPOM melakukan penguatan di beberapa aspek, contohnya e-sertifikasi, CDOB, dashboard kepatuhan distribusi berbasis resiko, pemanfaatan AI, dan machine learning untuk deteksi pola pelanggaran dan anomali distribusi, penguatan integrasi dengan platform nasional seperti satu sehat, kemenkes dan pemanfaatan Big data logistik untuk early warning system,” paparnya.
Staf Ahli Teknologi Kesehatan Kemenkes RI, Setiaji, bersama Direktur Emos Global Digital, Timotius Samanuli; Direktur Corporate Digital Technology Kalbe Farma Dr. Risman Adnan, Direktur Corporate Data Management Kalbe Farma Restu Kresnadi. Nengusung topik How AI and Big Data Are Changing in Healthcare Services, diskusi menggarisbawahi pentingnya pemanfaatan data medis untuk pengambilan keputusan lebih cepat dan akurat.
Pembahasan itu, menekankan integrasi teknologi digital seperti Artificial Intelligence (AI) dan Big Data ke dalam layanan farmasi. AI mempercepat pengambilan keputusan klinis berbasis analisis data kompleks dan memberikan kemudahan dalam pengembangan inovasi digital sedangkan Big Data membantu prediksi penyakit dan efisiensi distribusi. Teknologi ini menjadi fondasi penting dalam membangun sistem kesehatan modern, dan efisien.
Sebagai penghubung antara distributor, apotek, dan principal, EMOS mengembangkan platform berbasis data yang mampu memberikan rekomendasi produk dan Virtual Assistant berbasis teknologi Large Language Model (LLM) berperan sebagai kanal dukungan interaktif yang dapat menjawab pertanyaan pengguna terkait fitur, proses pemesanan, status pengiriman, hingga kendala teknis secara real-time dan otomatis untuk meningkatkan efisiensi layanan pelanggan, mengurangi beban tim operasional, dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih personal dan responsif. Hal ini juga memperkuat posisi EMOS sebagai pelopor digitalisasi distribusi farmasi di Indonesia. Digitalisasi menjadi kunci untuk meningkatkan ketahanan dan keandalan layanan farmasi nasional.
Sebagai bagian dari jaringan Kalbe Group, EMOS memiliki akses luas ke berbagai fasilitas layanan kesehatan. Kalbe telah mengembangkan sistem digital melalui EMOS untuk mendukung manajemen order. Dengan pengalaman lebih dari lima dekade, Kalbe membawa kredibilitas dan keandalan ke dalam pengembangan layanan farmasi berbasis teknologi. Keberadaan EMOS memperkuat posisi Kalbe dalam mendorong digitalisasi layanan kesehatan di Indonesia. Komitmen ini diperkuat dengan keterlibatan aktif dalam acara berskala nasional seperti NET 2025.
NET 2025 menandai langkah besar menuju masa depan layanan kesehatan Indonesia lebih cerdas dan terkoneksi. Transformasi digital tidak hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga strategi utama dalam memperkuat sistem kesehatan nasional. Kolaborasi antara regulator, industri, dan tenaga kesehatan menjadi prasyarat mutlak dalam menciptakan ekosistem yang adaptif. Dengan hadirnya NET 2025, EMOS membuka ruang diskusi strategis dan mendorong integrasi teknologi secara menyeluruh, sebab masa depan kesehatan Indonesia dimulai dari sinergi yang dibangun hari ini.
Related News

Semester I-2025, Emiten Aguan (CBDK) Raih Marketing Sales Rp294 Miliar

WSKT Kebut Jalan Kretek-Girijati, Telisik Ini Progresnya

Anjlok 64 Persen, Laba BINA Medio 2025 Sisa Rp25 Miliar

Jual Murah! Pengendali Ini Lego 90,51 Juta Saham BMASÂ

Makin Intens, Warga Tiongkok Timbun Saham Indosat (ISAT)

PANI Medio 2025 Raup Marketing Sales Rp1,2 T, Ini Reaksi Aguan