EmitenNews.com - Sangat besar potensi rempah, dan herbal Indonesia untuk merambah dunia internasional. Malah, Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) menyatakan sangat besar potensi produk rempah-rempah dan herbal Indonesia untuk menguasai pasar ekspor dunia. Jawa Barat, provinsi penyumbang ekspor minyak atsiri terbesar dengan nilai sebesar USD91,9 juta.

 

Dalam keterangannya Jumat (20/10/2023), Ketua GPEI Benny Soetrisno menyatakan,  pada 2021, Indonesia memiliki 189 eksportir minyak atsiri yang tersebar di seluruh provinsi. Total nilai ekspornya USD248,5 juta.

 

GPEI mencatat, Provinsi Jawa Barat penyumbang ekspor minyak atsiri terbesar. Nilainya USD91,9 juta, atau setara 36,9 persen total ekspor minyak atsiri Indonesia.

 

Untuk lebih mengenalkan produk rempah-rempah, herbal dan hasil bumi Indonesia ke pasar global, GPEI turut berpartisipasi aktif dalam memamerkan produk-produk untuk tujuan ekspor. Yang terbaru melalui ajang pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten.

 

"Diharapkan TEI 2023 ini dapat meningkatkan peluang transaksi lebih besar, karena melalui TEI eksportir nasional dapat bertemu secara langsung dengan para pembeli potensial dari mancanegara," ujarnya.

 

Wakil Ketua Umum III Bidang Manufaktur, Pertambangan, Kehutanan dan Investasi DPP GPEI Abdul Sobur menambahkan TEI 2023 diharapkan menjadi momentum bagi eksportir untuk meningkatkan ekspornya ke negara tujuan baik yang existing maupun negara tujuan baru yang potensial. Dengan begitu produk rempah dan herbal Indonesia semakin mendunia.

 

Devisa yang dihasilkan dari ekspor produk berupa rempah-rempah, herbal dan hasil bumi Indonesia ke mancanegara sangat signifikan untuk berkontribusi ke APBN.

 

Karena itu, GPEI berharap pemerintah pusat dan daerah bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan mengakselerasi program "Indonesia Spice Up the World”, yang bertujuan meningkatkan ekspor rempah-rempah melalui promosi Gastronomi Indonesia. ***