BI Gunakan Semua Instrumen untuk Jaga Rupiah
BI akan menggunakan seluruh instrumen yang ada termasuk pembelian SBN di pasar sekundaer untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.(Foto: Dok)
EmitenNews.com - Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Penegasan itu disampaikan Gubernur BI, Perry Warjiyo, merespons perkembangan nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang sempat mendekati level Rp17.000 per dolar AS.
Gubernur BI dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (26/9) menyatakan bahwa bank sentral menggunakan seluruh instrumen yang ada secara bold, termasuk di pasar domestik melalui instrumen spot, domestic non-deliverable forward (DNDF), dan pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder.
Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan intervensi di pasar luar negeri di Asia, Eropa, dan Amerika secara terus-menerus, melalui intervensi non-deliverable forward (NDF).
Bank Indonesia meyakini bahwa seluruh upaya yang dilakukan dapat menstabilkan nilai tukar rupiah, sesuai nilai fundamentalnya.
Bank Indonesia pun mengajak seluruh pelaku pasar untuk turut bersama-sama menjaga iklim pasar keuangan yang kondusif, sehingga stabilitas nilai tukar rupiah dapat tercapai dengan baik.
Dalam beberapa hari terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak di kisaran Rp16.600-Rp16.700 per dolar AS. Rupiah sempat menyentuh level Rp16.500-an pada Selasa pagi (23/9/2025), namun kembali melemah ke level Rp16.600-an pada sesi berikutnya.(*)
Related News
Hingga November 2025, Pajak dari Ekonomi Digital Capai Rp12,24 Triliun
Indonesia Raih Pengecualian Tarif AS dan Buka Akses Pasar Eurasia
Ekonom Indef: Bencana Sumatera Momentum untuk Koreksi Penguasaan Tanah
Harga Emas Antam Turun Rp9.000 per Gram
BRI (BBRI) Raih Penghargaan Impactful Grassroots Economic Empowerment
Produsen Minuman asal Buleleng Bali Perluas Pasar Internasional





