EmitenNews.com - Inflasi volatile food (harga pangan) penting untuk dijaga pada tingkat yang rendah dan stabil di bawah 5,0 persen. Upaya bersama baik ditingkat pusat maupun daerah harus diperkuat untuk menjaga inflasi volatile food pada tingkat rendah.


"Kalau kami pantau di daerah, harga pangan memang sudah ada koreksi, sudah ada penurunan, meskipun belum banyak. Kita perlu sabar saja, memang ada beberapa-beberapa penguatan yang perlu kita lakukan," kata Kepala Departemen Regional Bank Indonesia (BI) Arif Hartawan dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri 2024 pada Senin (4/3/2024).


Arif menegaskan, Bank Indonesia pusat beserta karingan kantor perwakilan di daerah siap bersinergi menjaga terjaganya stabilitas harga pangan.


Menurut Arif, dalam menghadapai hari besar keagamaan nasional (HBKN) selain menjaga ketersediaan dan kelancaran distribusi bahan pangan pokok, komunikasi yang tepat untuk mengarahkan ekspektasi inflasi masyarakat perlu dilakukan melalui beberapa hal.


"Antara lain melalui iklan layanan masyarakat tentang belanja bijak, dan program tokoh agama dan tokoh masyarakat peduli inflasi dengan memanfaatkan momentum peningkatan aktivitas keagamaan di berbagai daerah," ujar Arif.


Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Februari 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi IHK Februari 2024 tercatat sebesar 0,37 persen month to month (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 2,75 persen year on year (yoy).


Inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.


"Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen pada 2024," kata Arif.


Sementara itu, Inflasi inti pada Februari 2024 tercatat sebesar 0,14 persen (mtm), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,20 persen (mtm).


Realisasi inflasi inti tersebut disumbang terutama oleh inflasi komoditas minyak goreng, nasi dengan lauk, dan emas perhiasan. Secara tahunan, inflasi inti Februari 2024 tercatat sebesar 1,68 persen (yoy), stabil dari inflasi bulan sebelumnya.


Inflasi kelompok volatile food meningkat. Kelompok volatile food pada Februari 2024 mencatat inflasi sebesar 1,53 persen (mtm), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,01 persen (mtm). Peningkatan inflasi volatile food tersebut disumbang terutama oleh inflasi komoditas beras, cabai merah, dan telur ayam ras.


Peningkatan inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi bawang merah, tomat, dan cabai rawit. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 8,47 persen (yoy), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 7,22 persen (yoy).


Inflasi kelompok administered prices tercatat meningkat. Kelompok administered prices pada Februari 2024 mengalami inflasi sebesar 0,15 persen (mtm), meningkat dari bulan sebelumnya yang deflasi sebesar 0,48 persen (mtm).


Peningkatan tersebut disumbang oleh inflasi sigaret kretek mesin sejalan dengan kenaikan cukai rokok yang ditransmisikan secara bertahap terhadap harga jual oleh produsen. Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices menjadi sebesar 1,67 persen (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,74 persen (yoy).(*)