Tahun 2024: suku bunga tinggi, tapi sentimen positif muncul. Pada tahun 2024, BI Rate naik ke 5,75% tertinggi dalam enam tahun terakhir. Namun, pasar sudah mengantisipasi kenaikan ini, dan sektor-sektor mulai beradaptasi, seperti emiten perbankan memperbaiki efisiensi operasional, properti mulai merancang strategi penjualan dengan program cicilan tetap dan DP ringan, dan sektor konsumer dan otomotif tetap mencatatkan pertumbuhan karena stabilitas ekonomi mulai membaik pasca pemilu dan harga komoditas.

Dari data historis di atas terlihat bahwa penurunan suku bunga BI memiliki korelasi positif dengan pertumbuhan sektor properti, perbankan, konsumer, dan otomotif. Saat suku bunga rendah (2020-2021), hampir semua sektor mencatatkan rebound. Sebaliknya, saat suku bunga tinggi (2028 dan 2024), sektor-sektor yang bergantung pada kredit cenderung tertahan. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter Bank Indonesia memiliki pengaruh langsung terhadap arah pasar, terutama pada sektor-sektor yang sensitif terhadap biaya pinjaman dan daya beli masyarakat.

Keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan menjadi sinyal positif bagi perekonomian dan pasar saham. Saham-saham di sektor properti, perbankan, konsumer, dan otomotif menjadi pilihan menarik di tangah upaya pemulihan ekonomi. Namun, investor tetap perlu berhati-hati terhadap potensi risiko global seperti gejolak geopolitik dan perlambatan ekonomi mitra dagang utama Indonesia yang dapat mempengaruhi sentimen pasar secara keseluruhan.