BI Terus Pantau Perang Tarif AS - China
Bank Indonesia (BI) terus memantau perkembangan pasar keuangan global khususnya terkait perang tarif antara AS dan China
EmitenNews.com - Bank Indonesia (BI) terus memantau perkembangan pasar keuangan global dan domestik menyusul kebijakan tarif Trump yang baru. Kebijakan ini disusul oleh pengumuman tarif balasan oleh Tiongkok sebesar 34 persen untuk semua produk AS.
"Berdasarkan pantauan BI, setelah pengumuman tersebut, pasar bergerak dinamis di mana pasar saham global mengalami pelemahan. Imbal hasil obligasi AS (US Treasury) juga mengalami penurunan hingga jatuh ke level terendah sejak Oktober 2024," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam siaran pers BI, Sabtu (5/4/2025).
Menurut Denny, BI berkomitmen menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, terutama melalui optimalisasi instrumen triple intervention. Instrumen ini berupa intervensi pasar valas transaksi spot dan DNDF (Domestic Non-Deliverable Forward) serta melalui SBN pasar sekunder.
"Sehingga dipastikan ada kecukupan likuiditas valas, baik untuk kebutuhan perbankan maupun dunia usaha serta untuk menjaga kepercayaan pasar," ucap Denny.
Di pasar valas perdagangan DNDF, rupiah sudah tembus di atas Rp17.000 per dolar AS sebagai dampak perang tarif. DNDF adalah kontrak membeli atau menjual valas dalam jangka waktu tertentu menggunakan kurs yang telah ditentukan di awal.(*)
Related News
Siap Tampung Keluhan Dunia Usaha, Pemerintah Buka Kanal Aduan P2SP
Kasus Korupsi Laptop Chromebook, Jaksa Ungkap 25 Pihak yang Diperkaya
Pemerintah Pastikan Bea Keluar Batu Bara Berlaku Mulai Januari 2026
Jusuf Kalla: Hilirisasi Belum Banyak Beri Manfaat Rakyat
Dorong Mobilitas Saat Libur Akhir Tahun, Airlangga Usulkan WFA
ULN Swasta Alami Kontraksi Pertumbuhan 1,9 Persen





