EmitenNews.com - Bintang Samudera Mandiri Lines (BSML) membanderol harga initial public offering (IPO) di kisaran Rp100-150 per saham. Melepas 370.045.000 atau 370,04 juta lembar, emiten sektor transportasi dan logistik itu, berpotensi membungkus dana IPO maksimal Rp55,50 miliar. 


Saham baru dan dikeluarkan dari portepel itu, bernilai nominal Rp25 per saham atau setara 20 persen dari modal ditempatkan, dan disetor setelah penawaran umum perdana. Penjamin pelaksana emisi Danatama Makmur Sekuritas. Masa penawaran pada 30 November 2021 hingga 10 desember 2021. Dan, tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 14 Desember 2021. 


Dana hasil IPO sekitar 70 persen untuk modal kerja, yaitu charter kapal, angkutan laut, jasa agency, dan kegiatan operasional perseroan. Sekitar 15 persen yaitu maksimum Rp5 miliar akan disalurkan melalui skema pinjaman kepada entitas anak yaitu PT Bintang Samudera Mandiri Persada (BSMP).


Pinjaman paling banyak Rp5 miliar itu, akan gunakan BSMP untuk modal kerja dalam menjalankan kegiatan usaha bidang perdagangan besar atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak. Perjanjian pemberian pinjaman kepada BSMP akan dituangkan dalam perjanjian tertulis setelah dana hasil IPO diterima perseroan. 


Selanjutnya, sekitar 15 persen untuk pembayaran sebagian utang bank, yaitu membayar utang pokok berupa kredit investasi kepada Bank Mandiri (BMRI) Rp5 miliar dengan utang pokok sejumlah Rp132 miliar. Fasilitas kredit itu, berbunga 6-9 persen dengan masa jatuh tempo pada 23 November 2027 mendatang.


Pembayaran utang dilakukan dengan penyediaan dana sebagai hasil novasi kredit dari debitur lawas PT Andalan Mitra Bahari sesuai akta perjanjian novasi kredit nomor: 35 pada 19 November 2018. Pelunasan utang untuk menurunkan utang bank, memperbaiki rasio debt to equity, dan struktur permodalan lebih baik. 


Perseroan berencana membayar dividen tunai setiap tahun mulai tahun buku 2022 maksimal 35 persen dari keuntungan atau saldo laba positif, kewajiban pengalokasian dana cadangan sesuai aturan berlaku, dan kondisi keuangan. Selain itu, tingkat pertumbuhan ke depan juga merupakan pertimbangan penting pembagian dividen. Itu semua diharap selaras dengan tujuan perseroan memaksimalkan nilai pemegang saham jangka panjang. (*)