EmitenNews.com — Kabar PT Global Digital Niaga atau Blibli.com yang akan segera mendarat di Bursa Efek Indonesia kian santer terdengar. Di kalangan pelaku pasar, kabar IPO perusahaan e-commerce milik Grup Djarum yang dikendalikan duo Hartono, orang terkaya RI sudah sangat menyeruak.

 

Bahkan kabarnya sang calon emiten berencana menghimpun USD 500 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun dari penawaran umum perdana saham ( initial public offering /IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut sumber, IPO akan berlangsung pada Juli bulan depan dan dalam aksi korporasi ini perusahaan telah menunjuk Credit Suisse First Boston ( CSBF ) dan Morgan Stanley.

 

Didirikan pada tahun 2011, Blibli dapat dipandang sebagai kuda hitam  e-commerce  Indonesia mengingat profilnya yang relatif pribadi karena sebagian besar didanai oleh Grup Djarum. Grup mengendalikan bank swasta terbesar di Indonesia PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan memiliki salah satu perusahaan tembakau terbesar.

 

Platform ini ingin meluncurkan IPO senilai US$ 500 juta di Jakarta dengan valuasi lebih dari $4 miliar, yang secara signifikan lebih tinggi dari indikasi sebelumnya sebesar US$ 1 miliar. Waktunya juga menarik karena terjadi di tengah aksi jual global saham teknologi.

 

Mengingat sifat Blibli yang sangat pribadi, visibilitas keuangan platform sangat kecil. Meskipun pemain  e-commerce  dibiayai oleh Grup Djarum yang berkantong tebal, tampaknya tidak akan bersedia untuk membakar uang tunai seperti yang mungkin dilakukan oleh investor ekuitas swasta.

 

Blibli adalah operator  e-commerce  nomor lima di Indonesia dan melayani lebih banyak konsumen kaya di Indonesia, dengan fokus menyediakan pasar B2C untuk merek daripada platform C2C, yang masuk kemudian karena bercabang ke B2B, B2B2C, dan B2G (pemerintah).

 

Sebelumnya, beredar kabar bahwa Blibli Akan merger sebagai perusahaan hasil merger antara Blibli Dan Tiket.com dengan valuasi perusahaan sebelum IPO mencapai US$ 4 miliar. Blibli dan Tiket.com adalah perusahaan teknologi yang dimiliki oleh GDP Ventures, perusahaan modal ventura yang sama-sama terafiliasi dengan Grup Djarum.

 

Selain itu, Blibli Sempat dikabarkan akan mengambil opsi backdoor listing untuk memasuki pasar modal Indonesia setelah mereka mengakuisisi PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC), perusahaan pemilik jaringan supermarket Ranch Market. Sedangkan, Tiket.com dikabarkan sempat menjajaki merger dengan perusahaan cek kosong atau special purpose acquisition company ( SPAC ) bernama COVA Acquisition.

 

Terkait dengan kabar IPOnya Blibli di Bursa Efek Indonesia, I Gede Nyoman Yetna, sebagai Direktur Penilaian Perusahaan BEI, ketika dikonfirmasi hal tersebut belum memberikan jawaban pasti.