EmitenNews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juni 2023 terjadi inflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,14 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,24 persen.
Dengan demikian pada Juni 2023 terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 3,52 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,00.
Kepala Margo Yuwono, menyebut inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Ambon sebesar 6,10 persen dengan IHK sebesar 118,67, sedangkan terendah terjadi di Gunungsitoli sebesar 1,01 persen dengan IHK sebesar 114,79.
"Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,85 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,47 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,49 persen," paparnya di Jakarta, Senin (3/7).
Selanjutnya kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,57 persen; kelompok kesehatan sebesar 2,58 persen; kelompok transportasi sebesar 10,18 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,17 persen; kelompok pendidikan sebesar 2,75 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,27 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,27 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,23 persen.
Tingkat inflasi y-on-y komponen inti Juni 2023 sebesar 2,58 persen, inflasi m-to-m sebesar 0,12 persen, dan inflasi y-to-d sebesar 1,06 persen.(*)
Related News
Tambah Kepemilikan, Sang Komut Kini Kuasai 6,15 Persen Saham UFOE
Betul! Menparekraf Minta Studi Tur Dijalankan Lagi, dengan Syarat
PPN Jadi 12 Persen, Pemerintah Serahkan ke Prabowo Subianto
Ditopang Perluasan Hilirisasi, Menkeu Bidik Pertumbuhan Ekonomi 5,5%
KEK Sorong, Pendekatan Kesejahteraan di Papua Dapat Dukungan DPD
Hadirkan Produk Asuransi, Allianz Utama-Garuda Indonesia Bekerja Sama