EmitenNews.com - Konfidensi manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah on fire. Itu ditunjukkan dengan merevisi target initial public offering (IPO) menjadi 54 perusahaan. Angka itu melebihi skenario awal di kisaran 30 emiten baru.
Revisi itu bukan tanpa dasar. Bukan lahir dari ruang hampa. Bukan sekadar gagah-gagahan. Apalagi, kompensasi dari perpanjang masa direksi satu tahun. Sama sekali tidak. Jangan keki dulu.
Begini, ada sejumlah pertimbangan yang melatari revisi proyeksi tersebut. Pertama, saat ini kondisi pasar saham cenderung lebih kondusif ketimbang tahun 2020. Selain itu, otoritas bursa juga telah mendengar masukan dari anggota bursa (AB) melalui focus grup discussion (FGD).
Peran AB penting untuk mengetahui perusahaan mana telah menyampaikan minat untuk melakukan penawaran umum. ”Jadi, jumlah penerbitan IPO baru dari target semula cukup moderat. Kita lihat perkembangan terakhir cukup optimistis,” tutur Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi, kepada awak media, Rabu (7/4).
Di samping itu, saat ini sudah ada 12 perusahaan mencatatkan saham perdana. Dan, lebih dari 20 perusahaan berada di pipeline pencatatan saham. Menilik data dan fakta itu, target 54 perusahaan dirasa sudah cukup realistis. ”Mudah-mudahan, kondisi kondusif terus berlangsung, sehingga sampai akhir tahun minat pencatatan saham baru terus tinggi,” harap Hasan.
Berdasar data terkini, tepatnya Rabu (7/4), sudah ada 12 perusahaan mencatatkan saham di pasar modal domestik. (Rizki)
Related News

Target 66 IPO Tahun Ini Belum Tercapai, Begini Kata BEI

BEI Tegur Ajaib Sekuritas Lagi, Tapi Kasusnya Beda

OJK Catat 35 Emiten Buyback Tanpa RUPS, Nilainya Rp3,38 Triliun

BEI Ungkap 47 Perusahaan Siap Melantai di Semester II

OJK Tak Cawe-Cawe dalam Penawaran Jasa IPO Investindo Public Optima

Siapkan Penguatan Ekosistem Asuransi Kesehatan, OJK Tunda SE No.7/2025