EmitenNews– Indeks harga saham gabungan (IHSG) menukik tajam ke level 5.861,246 pada penutupan perdagangan hari ini (13/08). Tergerus 215,927 poin (3,553 persen) sepanjang awal pekan ini. Volume saham ditransaksikan pada perdagangan hari ini mencapai 8,916 miliar saham dengan frekuensi 373.676 kali dan senilai Rp7,944 triliun. Nilai kapitalisasi pasar saham turun ke level Rp6.607 triliun. Investor asing melakukan aksi jual dengan penjualan bersih sebesar Rp646,88 miliar pada perdagangan hari ini. Secara year to datesejak awal tahun akumulasi penjualan bersih investor asing menjadi Rp49,407 triliun. Sama seperti IHSG, bursa saham unggulan lainnya di Asia juga tertahan di zona merah hari ini. Indeks Straits Times di Singapura turun 1,20 persen dan indeks Hang Seng di Hong Kong turun 1,52 persen. Begitu juga indeks Nikkei225 di Jepang yang tergerus 1,98 persen pada penutupan perdagangan hari ini sejalan dengan indeks Kospi di Korea Selatan yang turun 1,50 persen. Indeks Composite Shanghai di Tiongkok turun 0,34 persen. Dibandingkan bursa saham lainnya di Asia, penurunan IHSG di bursa saham Indonesia memang merupakan yang terdalam pada perdagangan hari ini. Tim Riset PT Valbury Sekuritas Indonesia mengungkapkan sentiment global berasal dari pembahasan Amerika Serikat (AS) dengan Uni Eropa terkait rencana pertemuan beberapa pekan mendatang. Dalam salah satu pertimbangan pembicaraan adalah potensi keterlibatan AS di Jerman Nord Stream 2 Pipeline, pipa gas alam Rusia ke Jerman. Hal itu jadi subjek kritik tajam dari presiden AS, Donald Trump. Rusia menyebut mulai membahas kemungkinan berbagai langkah pembalasan atas serangkaian sanksi baru yang dijatuhkan AS. Terutama setelah Rusia dianggap menggunakan racun saraf untuk menyerang seorang mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal dan putrinya, Julia, di Inggris. Di luar itu, desakkan AS atas tariff impor terhadap Tiongkok membuat mata uang Yuan melemah dan mendorong harga jual produk menjadi lebih murah. Akhirnya ekspor Tiongkok ke AS surplus sebesar USD28,97 miliar.
Related News
Data Bicara: Cara Atur Strategi Portofolio di Tahun 2026!
Efek BI Rate ke Saham: Sektor Apa yang Bakal Cuan di Tahun 2026?
BI Rate 4,75 Persen: Strategi atau Sinyal Badai Pasar Saham 2026?
Prospek SUPA: PBV Menarik, Tapi Siapkah Hadapi Risiko NPL UMKM 2026?
Flywheel Superbank: Akankah AI dan Ekosistem Grab Jadi Moat Abadi?
Fundamental: Evolusi Ekosistem Grab-Emtek jadi Turnaround Superbank!





