EmitenNews.com - Perusahaan Gas Negara (PGAS) mematok kinerja operasional dengan pertumbuhan penjualan gas 2024 naik 4 persen menjadi 954 BBTUD dibandingkan penjualan tahun lalu 921 BBTUD. Penyaluran gas 2024 diproyeksi 1.516 MMSCFD. Melejit 6 persen dibanding estimasi 2023 sebesar 1.427 MMSCFD.

Selanjutnya, target Terminal Use Agreement (TUA) atau target volume LNG diregasifikasi di terminal 50 BBTUD. Melejit 88 persen dibanding estimasi 2023 tercatat 27 BBTUD. Pengeboran atau upstream lifting 2024, dipatok 8,9 MMBOE. Turun 11 persen dibanding 2023 dengan estimasi 9,5 MMBOE.

Penurunan target juga berlaku untuk oil transportation sepanjang 2024 tercatat 55,5 MMBOE. Target lebih rendah 1 persen dibanding episode sama 2023 dengan estimasi oil transportation 56,3 MMBOE. Regasifikasi dipatok 192 BBTUD, naik 11 persen dibanding periode sama 2023 dengan estimasi 173 BBTUD.

Selanjutnya, LPG Processing ditargetkan mencapai 44 ribu ton atau meningkat 11 persen dibanding periode sama 2023 sebesar 40 ribu ton. Target-target operasional itu, seiring asumsi PGAS dengan pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, dan tingkat inflasi 2,8 persen sepanjang 2024.

Kemudian nilai tukar rupiah diasumsikan Rp15 ribu sepanjang 2024 dengan harga minyak USD82 per barel. Sebagai informasi, perseroan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada komponen hilir tahun ini USD227 juta setara Rp3,54 triliun (asumsi kurs Rp15.620 per dolar AS).

Porsi belanja modal sisi hilir itu sudah ikut menghitung rencana kerja pembangunan jargas kota tersebut.  “Target PGN tahun 2024 adalah 117.701 sambungan untuk kami selesaikan dengan sebaran di Pulau Sumatra dan Jawa,” kata Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama. 

Sekadar informasi, akhir tahun lalu, pemerintah memangkas pembangunan jargas dari semula dipatok 4 juta sambungan menjadi 2,5 juta sambungan rumah hingga akhir 2024 nanti. Pemerintah juga memutuskan untuk memberikan insentif harga gas dari hulu dengan ketetapan maksimal USD4,72 per MMBtu bagi pengembang.

Rachmat mengatakan, perseroannya masih berkoordinasi dengan pemerintah untuk target pembangunan jargas lainnya seiring dengan revisi kebijakan akhir tahun lalu tersebut.  “Selebihnya, kami masih berkoordinasi dengan pemerintah untuk kebijakan yang akan mendetilkan revisi target tersebut,” kata dia. 

Hingga akhir 2023, jargas rumah tangga sudah terpasang mencapai 900 ribu SR. Nah, dari jumlah tersebut, didominasi pendanaan dari APBN 703.308 SR, dan sisanya dibangun melalui penugasan pemerintah kepada PGN. (*)