Caplok LAPD Bertahap, JSI Menuju Premier League Dunia Bisnis

CEO dan Founder JSI Jamal Abdul Nasir. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Rencana JSI Sinergi Mas (JSI) mengakuisisi Leyand Internasional (LAPD), masih berlangsung. JSI merealisasikan pembelian saham Leyand secara bertahap. JSI mencaplok 51 persen saham Leyand milik Laymand Holdings Pte Ltd, Intiputera Bumitirta, Keraton Investment Ltd, Evi Felicia, dan Leo Andyanto.
Sebagai bagian dari tahapan akuisisi sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Jual Beli Bersyarat (PJBB), pada 18 September 2025, JSI telah menambah porsi aham Leyand menjadi 513.750.900 lembar. Angka itu setara 12,95 persen persentase hak suara.
Founder sekaligus Direktur Utama JSI, Jamal Abdul Nasir, menyampaikan langkah tersebut merupakan bagian dari perjalanan besar JSI sejak didirikan. "Akuisisi LAPD menjadi langkah strategis, dan transformatif JSI dan merupakan bentuk penguatan fundamental bisnis berbasis keberlanjutan," tutur Jamal, Kamis, 9 Oktober 2025.
Jamal melanjutkan, JSI sebagai perusahaan terintegrasi sektor pertambangan, dan energi akan membangun sinergi bisnis dengan Leyand Internasional sebagai bagian dari strategi ekspansi jangka panjang. Bahkan, kata Jamal, kehadiran perusahaan publik seperti Leyand, momen penting dan menjadi awal dari perjalanan baru JSI menuju level ‘Premier League’ dunia bisnis.
Jamal berkisah, JSI awalnya bergerak sebagai operator logistik pelabuhan di Kalimantan Timur sejak 2013, kini telah berkembang pesat menjadi grup usaha membawahi berbagai lini bisnis. Mulai pertambangan batu bara, logistik, konstruksi pelabuhan, audit emisi, hingga proyek eksplorasi, dan pengolahan pasir silika.
Menurut Jamal, upaya itu bisa dilakukan melalui sinergi bersama Leyand Internasional. ”Kami bersyukur prosesnya berjalan baik, tim kami sudah siap, dan kami optimis bisa segera menyelesaikan akuisisi penuh,”tambah Jamal.
Di sisi lain, JSI mulai merambah energi terbarukan juga berpotensi menjalin sinergi lebih rinci dengan entitas Leyand Internasional berbagai sektor seperti pembangkit listrik, dan pengelolaan emisi. "Target kami jelas, ekspansi sektor mendukung green environment dan prinsip ESG. Kami sudah memiliki bisnis audit emisi melalui Nusa Energi Langgeng Persada (NELP) berjalan dua tahun. Kolaborasi dengan Leyand akan membuka akses kami ke proyek-proyek pembangkit dengan potensi luar biasa," beber Jamal.
Selain sektor energi, JSI saat ini tengah dalam tahap akhir memperoleh Izin Usaha Produksi (IUP) sendiri untuk pasir silika wilayah Lingga, Kepulauan Riau. Target produksi silika ini bukan hanya untuk ekspor ke negara-negara seperti China, India, dan Korea, tapi juga untuk pembangunan pabrik kaca, dan panel surya sebagai hilirisasi industri.
“Produksi pasir silika kami siapkan untuk pasar ekspor dan hilirisasi dalam negeri. Kami tidak hanya ingin menjual bahan mentah, tapi menciptakan produk bernilai tambah. Mesin sudah kami pesan dari China, commissioning dimulai setelah IUP keluar, dan target operasional pabrik di awal 2027,” urai Jamal.
Di sisi lain, Jamal juga menegaskan, akuisisi Leyand Internasional pada akhirnya membuka sinergi bisnis yang akan mendorong JSI menjadi perusahaan proper. Apalagi, hingga saat ini JSI mencatat pertumbuhan aset signifikan sejak 2022, dari di bawah Rp100 miliar menjadi lebih dari Rp500 miliar. Angka itu belum termasuk ekspansi silika, dan entitas bisnis lainnya. (*)
Related News

SBI Gulung 5,6 Persen Saham Bank AMAR Rp238,21 MiliarĀ

ASSA Tarik Fasilitas Kredit Rp200 M, Simak Detailnya

Pengendali PANI Lego Saham Rp100 M, Telisik Alasannya

Belum Surut! EMTK Angkut Saham SCMA Rp102,82 Miliar

TINS Ungkap Mekanisme Pengelolaan 6 Smelter Sitaan Kejagung

Lalai, BEI Jatuhi Denda 52 Emiten Rp150 Juta