EmitenNews.com - MNC Energy Investments (IATA) berencana menjajakan surat utang maksimal Rp1,5 triliun. Jaminan atas penerbitan obligasi, sukuk, atau surat utang itu, berupa aset perseroan, perusahaan terkendali, atau bentuk jaminan lain.


Tingkat bunga akan diberikan kepada investor sehubungan dengan obligasi dan/atau sukuk dan/atau surat utang lainnya dari lembaga keuangan bukan bank, yaitu tingkat suku bunga berlaku di pasar obligasi dan/atau sukuk dan/atau surat utang lainnya sesuai rating, dan jangka waktu saat penerbitan obligasi dan/atau sukuk dan/atau surat utang lainnya dari lembaga keuangan bukan bank. 


Hasil aksi korporasi itu, untuk memperkuat struktur permodalan, dan keuangan, termasuk namun tidak terbatas pada cadangan peningkatan modal kerja dan/atau anak usaha, dan/atau untuk pelunasan atas utang-utang, dan untuk perluasan kegiatan usaha perseroan. Penggunaan dana dapat berubah dan disesuaikan kebutuhan dengan cara direksi akan mengusulkan kepada dewan komisaris, untuk mendapat persetujuan dewan komisaris. 


Perseroan bergerak bidang investasi khususnya sektor energi mengelola 8 IUP-Operasi Produksi di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, dan secara aktif menggenjot hasil produksi untuk memenuhi lonjakan permintaan batu bara, terus melakukan eksplorasi untuk mencari tambahan cadangan terbukti. Saat ini, perseroan memiliki cadangan batu bara terbukti 386,6 juta metrik ton (MT) dari sekitar 20 persen total luas area penambangan 72.478 hektare (ha). 


Selain itu, kegiatan eksplorasi masih dilakukan secara bertahap pada sisa area penambangan seluas 57.793 ha. Di mana, perseroan meyakini cadangan batu bara akan terus bertambah seiring proses eksplorasi menunjukkan temuan baru. Perseroan fokus meningkatkan produksi memenuhi target 7 juta MT pada akhir 2023, dan terus meningkatkan produksi ke depan. Untuk meningkatkan pendapatan, perseroan juga memperbanyak kontrak penjualan, mencari peluang akuisisi tambang baru, menakar prospek lain soal energi terbarukan, mengoptimalkan sinergi, dan efektifitas semua lini, untuk menghasilkan performa bisnis kuat, dan berkesinambungan. 


Untuk memuluskan rencana itu, perseroan akan meminta izin pemegang saham. Restu akan diajukan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa pada Jumat, 16 Juni 2023. (*)