CBRE Milik Hapsoro Tembus ARA Setelah Bebas FCA

Salah satu kapal bernama MV Majestic Laksono milik emiten CBRE. FOTO - ISTIMEWA.
EmitenNews.com - Saham PT Cakra Buana Resources Tbk. (CBRE) resmi mengakhiri masa Full-Call Auction atau papan pemantauan khusus dan mulai diperdagangkan secara reguler mulai Rabu (3/9/2025).
Divisi Peraturan dan Layanan Perusahaan Tercatat BEI, Teuku Fahmi Ariandar, dalam pengumuman Selasa (2/9) bahwa, “Perubahan ini efektif pada tanggal 3 September 2025,” ujarnya.
Masa FCA ini terhitung seminggu lamanya sejak pembukaan suspensi pada Senin (25/8) CBRE sebelumnya juga mencatat reli ARA selama tujuh hari berturut-turut saat masih diperdagangkan dengan skema full-call auction (FCA), dengan kenaikan harga hingga 90 persen dalam sepekan.
Pasca lepas dari FCA pada Pembukaan Sesi I Rabu (3/9) CBRE langsung melesat 25% ke level Rp290.
Seperti diketahui CBRE dalam sebulan melesat 184 persen dari harga Rp102 pada 4 Agustus 2025. Dalam enam bulan hingga hari ini CBRE sudah melesat 1.060 persen dari harga Rp25 pada 3 Maret 2025.
Lonjakan harga CBRE terjadi di tengah rencana rights issue jumbo yang ditaksir senilai Rp1,2 triliun, lebih besar dari kapitalisasi pasar perusahaan yang saat ini sekitar Rp1,3 triliun. Emiten terafiliasi kepemilikan Happy Hapsoro karena hubungan dengan Suganto Gunawan itu berencana menerbitkan 48 miliar saham baru, dengan dana hasil penerbitan digunakan untuk membayar utang serta belanja modal.
Adapun, CBRE juga menyiapkan diversifikasi usaha ke sektor jasa penunjang lepas pantai (offshore), yang menyasar infrastruktur energi di sektor migas maupun renewable energy (EBT), termasuk PLTA laut.
Selain itu jua Emiten milik suami Puan Maharani ini kian agresif memperkuat bisnis lepas pantai (offshore). Perseroan tengah merampungkan proses akuisisi kapal pipe-laying & lifting vessel milik Hilong Shipping Holding Limited (HSHL) senilai USD100 juta atau sekitar Rp1,61 triliun.
Aset baru ini resmi masuk ke pembukuan CBRE pada September 2025, setelah seluruh syarat transaksi tuntas. Kapal raksasa tersebut merupakan armada offshore support vessel yang dibangun di Tiongkok pada 2011, dan dikenal sebagai salah satu tulang punggung proyek pemasangan pipa bawah laut serta pengangkatan struktur lepas pantai di Asia.
Related News

Dana Hasil Obligasi Rp100M Ludes, ADHI Beberkan Pemakaian

Julianto Setyoadji Mundur dari Kursi Direktur SBMA, Ini Penggantinya

Laba GEMS Grup Sinarmas Terjun 52,8 Persen di Semester I-2025

Saham MTWI Dilepas Investor Korporasi 29,2 Juta Lembar, Ada Tujuan?

Telkom (TLKM) Tunda RUPSLB Terkait Perubahan Pengurus, Kenapa?

FUJI Kedatangan Investor Baru, 124,5 Juta Saham Diserok Harga Diskon