EmitenNews.com — PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) membukukan laba bersih sebesar Rp2,211 triliun pada tahun 2021, atau melonjak 481,84 persen dibandingkan tahun 2020 yang terbilang Rp380,9 miliar.


Hasil itu melambungkan laba per saham dasar ke level Rp37,1, sedangkan di akhir tahun 2020 berada di level Rp6,4.


Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2021 telah audit emiten pakan ternak dan perikananan itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (30/4/2022).


Jelasnya, penjualan bersih tumbuh 6 persen menjadi Rp8,028 triliun yang ditopang kenaikan penjualan pakan ternak sebesar 7,3 persen menjadi Rp6,409 triliun.


Disusul pertumbuhan penjualan produk makanan sebesar 1,8 persen menjadi Rp1,322 triliun. Senada, penjualan benur tumbuh 4,15 persen menjadi Rp276,39 miliar.


Walau beban pokok penjualan membengkak 4,89 persen menjadi Rp6,533 triliun, tapi laba kotor tumbuh 11,07 persen menjadi Rp1,494 triliun.


Menariknya, perseroan membukukan keuntungan penyelesaian utang obligasi seniliai Rp1,74 triliun. Pos ini nihil di tahun 2020.


Keuntungan itu berasal dari penyelesaian penataulangan Senior Facilties Agreement (SFA) Tranche A dan Tranche B pada tanggal 23 September 2021.


Dari penataulangan utang itu, terdapat selisih antara fasilitas jangka panjang Tranche A senilai USD51,513 juta, dengan utang obligasi dan bunga obligasi ditangguhkan sebesar USD162,46 juta, utang bunga obligasi yang belum dibayarkan sebesar USD25,99 juta, denda atas keterlambatan pembayaran pokok dan bunga utang obligasi senilai USD2,738 juta, serta biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan SFA senilai USD17,553 juta sebagai keuntungan dari penghapusan utang sebesar USD122,13 juta.


Dampaknya, perseroan mencatatkan laba sebelum pajak final senilai Rp2,286 triliun, atau melonjak 1.072 persen dibandingkan tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp195,39 miliar.


Sementara itu, aset perseroan tumbuh menjadi Rp6,448 triliun, karena akumulasi kerugian turun 34,9 persen, yang tersisa Rp4,142 triliun.