EmitenNews.com—PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan pencapaian kinerja keuangan yang tidak diaudit untuk triwulan ketiga tahun 2022. Perseroan mencatat produksi sebesar 17.513 metrik ton nikel dalam matte, dan penjualan sebesar USD309,2 juta pada triwulan tersebut.


“Saya senang melaporkan triwulan ketiga tahun 2022 yang menguntungkan tanpa kecelakaan Lost Time Injury dan tidak ada cedera yang dicatat,” kata Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Perseroan. 


Rata-rata realisasi harga nikel pada 9M22 adalah 41% lebih tinggi secara year-on-year, mendorong Pendapatan 27% lebih tinggi pada 9M22, dibandingkan dengan 9M21. Namun, karena volatilitas di pasar, kami tetap berhati-hati terhadap fluktuasi harga nikel di sisa tahun ini.


Beban Pokok Pendapatan Grup meningkat dari ASD213,9 juta pada 2T22 menjadi ASD258,4 juta pada 3T22, terutama didorong oleh biaya energi dan royalti yang lebih tinggi.


Bila dibandingkan dengan 2T22, penggunaan batubara per metrik ton nikel dalam matte turun sebesar 28%. Penurunan konsumsi batubara ini diimbangi dengan penggunaan HSFO 40% lebih tinggi per metrik ton nikel dalam matte pada periode yang sama. Menyikapi kenaikan harga batubara yang cukup tajam, setelah melakukan analisis yang cermat, Perseroan memutuskan untuk mengalihkan sumber energi untuk burner dari batubara ke HSFO pada September 2022. Dengan begitu, Perseroan diharapkan dapat mengeluarkan biaya energi yang lebih rendah dibandingkan jika terus menggunakan batubara. Selama periode tersebut, baik harga HSFO, diesel maupun batubara masing-masing naik sebesar 12%, 20% dan 14%.


EBITDA PT Vale pada 3T22 adalah AS$103,0 juta, 37% lebih rendah dibandingkan EBITDA pada 2T22 sebesar AS$163,4 juta disebabkan oleh realisasi harga nikel yang lebih rendah. Kas dan Setara Kas Perseroan pada 30 September 2022 adalah AS$624,3 juta; 7% lebih tinggi dibandingkan Kas dan Setara Kas pada 30 Juni 2022 sebesar AS$585,9 juta.


PT Vale mengeluarkan belanja modal sekitar AS$29,9 juta pada triwulan ini, turun dari AS$35,9 juta pada 2T22. Kami memperkirakan akan menghabiskan AS$130 juta untuk sepanjang tahun 2022.


Proyeksi produksi untuk tahun 2022 telah direvisi menjadi kisaran 61.000 t – 62.000 t, lebih rendah dari yang kami targetkan sebelumnya, terutama karena keterlambatan penyelesaian proyek Furnace 4 Rebuild. Perseroan akan berupaya mengoptimalkan produksi pada triwulan terakhir tahun ini sekaligus meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya operasional. Dalam melakukannya, kami tidak akan mengkompromikan nilai-nilai utama kami: Keselamatan jiwa merupakan hal terpenting, Menghargai kelestarian bumi dan komunitas kita.