EmitenNews.com - Chandra Asri (TPIA) menyimpan dana hasil right issue Rp15,49 triliun. Dana segar itu bersarang pada instrumen deposito berjangka sejumlah perbankan. Lalu, membiak pada surat berharga dengan tingkat suku bunga/imbal hasil USD.


Penempatan pada deposito berjangka menyasar sejumlah perbankan. Misalnya, Bank Mandiri (BMRI), Bank BNI (BBNI), Kasikornbank Thailand, OCBC Bank Singapore, NBK Singapore, dan Deutsche Bank Singapore.


Dana tersebut ditempatkan dengan durasi 1-3 bulan pada tingkat suku bunga/imbal hasil USD sebesar 3,25-4,85 persen per tahun. Selanjutnya, ditempatkan pada surat berharga negara dengan tingkat suku bunga/imbal hasil USD 1,71-4,75 persen per tahun berdurasi 1-12 bulan.


Sayangnya, perseroan tidak merinci berapa nominal penempatan pada surat berharga negara, termasuk untuk deposito. Sejumlah bank tersebut mendapat bagian berapa juga tidak diungkap dengan terang benderang. Alhasil, investor hanya bisa meraba-raba angka pastinya.


Sekadar informasi, pada 20 Agustus 2021 silam, perseroan menggeber right issue senilai Rp15,5 triliun. Setelah dikurangi biaya penawaran Rp6,89 miliar, perseroan mengantongi dana bersih hasil right issue sebesar Rp15,49 triliun. 


Seluruh dana bersih hasil right issue itu, untuk pembangunan pabrik baru berupa komplek petrokimia terintegrasi oleh entitas anak perseroan, CAP-2 antara lain terdiri dari pabrik naphta cracker, pabrik polymer, fasilitas, dan utilitas untuk menunjang operasional pabrik. Di antaranya power supply, boiler, water treatment, jetty, dan tangki penyimpanan. 


Itu sejalan dengan strategi perseroan untuk memperluas kapasitas produksi, dan skala usaha dalam melayani kebutuhan pasar Indonesia. Realisasi rencana tersebut Rp0 atau 0 persen dari hasil bersih right issue. ”Dana hasil right issue akan disalurkan kepada CAP-2 melalui penyertaan modal,” tulis Suryandi, Direktur Chandra Asri. (*)