EmitenNews.com -  PT Diastika Biotekindo Tbk. (CHEK) resmi mencatatkan sahamnya di papan pengembangan di Bursa Efek Indonesia sebagai emiten ke-19 tahun ini.

Emiten distribusi alat kesehatan dan laboratorium ini mencatatkan 862.433.000 saham, dengan harga tawar Rp128 per saham dan meraup dana segar hingga Rp110,39 miliar.

Dalam debut listing perdananya, harga saham CHEK langsung ngacir 44 poin ke titik puncak Auto-Rejection Atas (ARA) di Rp172 atau melambung mencapai 34,38% dari harga perdana Rp128 per lembar saham.

CHEK merupakan pemain utama dalam distribusi alat diagnostik klinis dan peralatan riset life science, termasuk reagen, PCR, hingga sistem NGS (Next Generation Sequencing). Perseroan dikenal sebagai mitra utama merek global seperti Bio-Rad, Thermo Fisher Scientific, dan juga pemasok alat untuk Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA).

Direktur Utama CHEK, FX Yoshua Raintjung, menyampaikan sikap optimistis dengan prospek Industri Kesehatan saat ini, Pasar alat kesehatan dan diagnostik molekuler di Indonesia tumbuh pesat pasca-COVID dan seiring tren personalisasi pengobatan. 

“Pemerintah mendorong penggunaan produk lokal (TKDN) dan industri substitusi impor. Perseroan yang aktif di segmen pemeriksaan HbA1c (diabetes) dengan penyakit kronis yang terus meningkat, NGS (Next Generation Sequencing) Pemeriksaan untuk deteksi genetik, kanker, dan Produk PCR yang relevan dengan kebutuhan industri makanan dan farmasi,” tambah Yoshua.

Yoshua mempercayai segmen tersebut berada di jalur pertumbuhan yang tinggi di mana Perseroan miliknya yakni, CHEK berpotensi menjadi pemain nasional utama dalam alat laboratorium diagnostik dan riset.