EmitenNews.com - Eastern Ideal Holding Ltd menjadi pemilik 5 persen saham Teknologi Karya Digital Nusa (TRON). Ya, Eastern Ideal mengempit 166.666.000 helai alias 166,66 juta eksemplar. Pembelian saham setara 5,65 persen itu dibantu Surya Fajar Sekuritas. 


Transaksi perusahaan berbasis di Unit 8/3F., Qwomar Trading Complex, Blackbone Road, Virgin Island, British tersebut telah dibakukan pada Rabu, 8 Maret 2023. Transaksi itu, kalau dikalkulasi dengan harga Initial Public Offering (IPO) Rp180 per lembar, bernilai sekitar Rp29,99 miliar.   


Sebagai emiten pendatang anyar, saham perseroan di Lantai bursa efek indonesia pada Rabu, 8 Maret 2023 lalu bergerak lincah. Cukup menggoda investor untuk mengoleksi saham perseroan. Saham perdana Teknologi Digital melesat 22,2 persen alias 40 poin menjadi Rp220 per eksemplar. Saham Teknologi Digital menyentuh level tertinggi Rp238, terendah Rp190, dan rata-rata berayun di posisi Rp225 per lembar. 


Sepanjang perdagangan saham Teknologi Digital ditransaksikan 3 juta lot senilai Rp61,07 miliar. Dengan skema harga terbaru itu, nilai kapitalisasi pasar Teknologi Digital berada di posisi sekitar Rp649 miliar.  Teknologi Digital, emiten sektor teknologi bidang penyediaan solusi sistem informasi berbasis telematika dan Internet of Things memasang harga perdana Rp180 per lembar. 


Teknologi Digital melepas 750 juta saham atau 25,42 persen dari modal disetor dengan nominal Rp20. Dengan harga itu, Teknologi Digital meraup dana Rp135 miliar. Surya Fajar Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek sekaligus penjamin emisi. Teknologi Digital juga menerbitkan 375 juta waran seri I atau 17,05 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Setiap pemegang 2 saham baru berhak mendapat 1 waran. 


Setiap 1 waran memberikan hak untuk membeli 1 saham baru pada harga Rp250 per lembar, sehingga total hasil pelaksanaan waran maksimal Rp93,75 miliar. Teknologi Digital juga menggelar program kepemilikan saham pegawai alias Employee Stock Allocation (ESA) melalui penjatahan saham maksimal 5 persen dari jumlah penerbitan saham baru tawaran IPO atau maksimum 37,5 juta lembar. (*)