EmitenNews.com - Akuntan Publik meragukan kelangsungan usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT) setelah mendapati emiten BUMN karya itu mengalami kerugian Rp4,018 triliun,  hingga menderita defisit Rp11,985 triliun pada akhir tahun 2023.

“Kondisi tersebut mengindikasikan adanya ketidakpastian material yang dapat keraguan signifikan atas kemampuan WSKT untuk mempertahankan kelangsungan usahanya,” tulis Akuntan Publik Bambang Karunawan dari KAP Hertanto, Grace, Karunawan dalam laporan audit yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia(BEI), Senin(1/4/2024).

 

Direktur Utama WSKT, Muhammad Hanugroho melaporkan pendapatan usaha sebesar Rp10,954 triliun pada tahun 2023. Hasil itu turun dibanding tahun 2022 yang mencapai Rp15,302 triliun.

Pasalnya, pendapatan jasa konstruksi amblas 35,6 persen secara tahunan sisa Rp8,725 triliun pada tahun 2023. Senada, pendapatan properti menyusut 21,4 persen  secara tahunan menjadi Rp198,13 miliar.

 

Tapi pendapatan jalan tol tumbuh 24,1 persen secara tahunan menjadi Rp1,13 triliun pada tahun 2023. Bahkan penjualan precast naik 93,3 persen secara tahunan menjadi Rp665 miliar.

Walau beban pokok pendapatan dapat ditekan sedalam 26,8 persen secara tahunan menjadi Rp10,102 triliun pada tahun 2023. Tapi laba kotor tetap amblas 41,2 persen  secara tahunan sisa Rp851,72 miliar.

 

Sedangkan laba sebelum beban keuangan dan laba rugi entitas asosiasi dan ventura bersama merosot  53,04 persen secara tahunan menjadi Rp924,56 miliar pada akhir tahun 2023.

Namun beban keuangan mengembung 3,1 persen secara tahunan menjadi Rp4,419 triliun pada tahun 2023. Ditambah menerima dampak rugi dari entitas asosiasi sedalam Rp280,25 miliar. Padahal tahun 2022 justru membuku laba sebesar Rp1,24 triliun.

 

Akibatnya, rugi sebelum pajak bengkak 204,4 persen secara tahunan menjadi Rp3,775 triliun pada akhir tahun 2023.

Sementara itu, jumlah kewajiban merambat 0,008 persen secara tahunan menjadi Rp83,994 triliun pada tahun 2023.

Pada sisi lain, total ekuitas menyusut 18,3 persen secara tahunan menjadi Rp11,601 triliun pada tahun 2023.