EmitenNews.com—IHSG sempat uji resistance 7130 di Rabu (5/10), sebelum ditutup flat pada level 7075.385 (+0.044%). Dengan pergerakan tersebut, IHSG membentuk pola inverted hammer. Pembentukan pola tersebut memperkuat proyeksi fluktuasi IHSG pada rentang 7050-7130 di Kamis (6/10). 


Sentimen eksternal kembali beragam di Rabu (5/10). Rencana OPEC+ untuk memangkas produksi hingga 2 juta barel per hari di November 2022 dikhawatirkan kembali meningkatkan tekanan inflasi, terutama di AS dan Eropa. Hal ini memicu koreksi pada mayoritas indeks di Eropa pada Rabu (5/10) sore WIB.


“Terkait hal tersebut, kekhawatiran bahwa ECB dan the Fed akan tetap agresif dalam beberapa pertemuan kedepan kembali meningkat,” kata Valdy Kurniawan Analis Phintraco Sekuritas.


Meski demikian, kecenderungan rebound nilai tukar Rupiah berlanjut. Nilai tukar Rupiah menguat 0.36% ke Rp15,190 per USD di Rabu (5/10) sore. Penguatan nilai tukar Rupiah dapat meredam tekanan bagi BI untuk kembali menaikan sukubunga acuan di Oktober 2022.


Dengan demikian, speculative buy untuk memanfaatkan potensi rebound pada saham-saham rate-sensitive, terutama ADHI, PTPP, WIKA, WSKT, GOTO dan BUKA. Saham lain yang dapat diperhatikan, meliputi SCMA, INCO, AKRA dan BRPT.