EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Rabu (29/12) diprediksi bergerak menguat. Itu akan ditopang lonjakan harga komoditas seperti minyak mentah, Crude Palm Oil (CPO), nikel, timah, batu bara, dan peluang window dressing.


Kondisi itu, akan menjadi tambahan sentimen positif untuk IHSG. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG akan menjelajah support level 6.560, dan resistance level 6,640. ”Potensi IHSG untuk menguat masih sangat terbuka,” tutur Mino, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas.


Kala IHSG menguat, sejumlah saham laik beli antara lain PTBA support Rp2.750, resisten Rp2.850, TLKM support Rp4.050, resisten Rp4.130, BSDE support Rp1.000, resisten Rp1.030, dan BMRI support Rp6.975, resisten Rp7.150. 


Pada perdagangan kemarin indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup bervariasi. Dow Jones menguat 96 poin (0,26 persen) menjadi 36.398, S&P500 terkoreksi 5 poin (0,10 persen) ke level 4.786, Nasdaq melemah 90 poin (0,56 persen) pada posisi 15.782, dan EIDO menguat 0,02 poin (0,09 persen) ke level 23.22. 


S&P 500 dan Nasdaq melemah sedangkan Dow Jones kembali ditutup menguat untuk kali kelima secara beruntun. Lonjakan saham sektor diuntungkan pembukaan ekonomi menjadi penopang utama penguatan Dow Jones. Sedang koreksi saham sektor teknologi khususnya produsen chip, dan produsen obat menjadi faktor pemberat bagi S&P 500 dan Nasdaq. 


Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular AS menganjurkan mengurangi waktu isolasi bagi pasien Covid-19 tidak menunjukkan gejala dari sebelumnya sepuluh hari menjadi lima hari. Ajuran itu, didasari temuan masa paling berbahaya dua hari sebelum, dan tiga hari setelah pasien menunjukkan gejala. 


Sementara itu, berdasar penelitian terbaru Afrika Selatan ditemukan fakta orang terinfeksi Omicron akan membentuk respons imun mampu meningkatkan daya tahan hingga 4x lipat terhadap delta. Berdasar fakta itu, omicron akan menggantikan varian delta, dan berdampak besar pada negara-negara kasus Covid-19 naik signifikan karena omicron dibarengi penyebaran varian delta meningkatkan risiko dirawat di rumah sakit seperti di AS. 


Pada akhirnya kalau varian omicron lebih dominan dengan gejala relatif ringan, dampaknya terhadap masyarakat lebih rendah. Hasil penelitian Afrika Selatan menyatakan orang pernah terinfeksi Omicron, dan sudah divaksinasi mempunyai imun 4 kali lipat terhadap varian delta akan menjadi sentimen positif pasar. (*)