EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatan hari ini, Kamis (27/1). Itu menyusul perkiraan ekonomi Indonesia cukup stabil di tengah amukan varian Omicron. 


Meski begitu, perlu diperhatikan tendensi pergerakan para investor tersebab pengambilan keputusan The Fed mengenai kemungkinan peningkatan tingkat suku bunga. ”IHSG akan bergerak pada level support 6.560, dan resisten 6.620,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas, Kamis (27/1).


Lonjakan volume perdagangan pada perdagangan kemarin, dan terlihat pergerakan naik indikator stochastic, menunjukkan ada perbaikan ke trend bullish. Beberapa saham berpotensi naik yaitu HRUM, AALI, BFIN, TLKM, BBRI, PGAS, EXCL, dan ADRO.


Kemarin, IHSG menguat 0,50 persen menjadi 6.600,82. Penguatan IHSG ditopang lonjakan harga komoditas. Sektor pendorong IHSG yaitu sektor kesehatan naik 1,89 persen, teknologi surplus 1,68 persen, dan konsumen nonprimer menguat 1,16 persen. Investor asing membukukan net sell di pasar reguler Rp106,41 miliar, dengan saham-saham paling banyak dibeli TLKM, BBNI, dan MSIN.


Kemudian bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street mengalami pergerakan mixed di tengah rencana The Fed segera menaikkan tingkat suku bunga. The Fed mengatakan tingkat inflasi dialami saat ini akan tetap berada di atas target inflasi jangka panjang, serta masalah gangguan rantai pasok akan lebih bertahan lama sehingga akan mengganggu ekonomi secara keseluruhan.


Sementara itu, bursa Asia pagi ini, Jepang diperdagangkan mixed. Nikkei melemah 0,8 persen, dan indeks Topix menguat tipis 0,0 persen, kemudian indeks Kospi melemah 1,65 persen. Pergerakan mixed itu, melanjutkan apa yang terjadi pada bursa kawasan Asia tersebab tensi geopolitik Rusia, dan Ukraina memanas. (*)