EmitenNews.com - PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) menetapkan dividen tahun buku 2021 sebesar Rp 496 miliar atau setara degan 41% dari raihan. Totla dividen tersebut naik 39% dari tahun lalu senilai Rp 300 miliar.


Presiden Direktur TAPG Tjandra Karya Hermanto mengatakan, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2021 telah menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 496 miliar kepada pemegang saham dengan rincian sebesar Rp 25 per saham.


"Sepanjang tahun 2021, perseroan juga telah membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 1,9 triliun, meningkat 29%, dibandingkan tahun sebelumnya Rp 932 miliar," kata Tjandra dalam keterangan resminya, Selasa (24/5).


Dengan melihat kondisi iklim di tahun 2020 dan 2021, ditambah lagi tanaman dalam prime age, Tjandra produksi Tandan Buah Segar (TBS) perseroan tahun 2022 akan melonjak. "Kami estimasi, produksi CPO naik 15%, produksi palm kernel naik 16%, produksi TBS inti perseroan naik 14%, produksi TBS Plasma perseroan naik 14% dan terakhir TBS olah perseroan naik 13% pada 2022," ungkap Tjandra.


Selain memproyeksikan pertumbuhan dari sisi produksi, tahun ini emiten kelapa sawit tersebut juga berencana untuk menambah jumlah pabrik dan berekspansi ke bisnis downstream atau refinery.


Sementara itu, Direktur TPAG Budiarto Abadi menyampaikan bahwa tahun ini, perseroan akan menambah satu unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Kalimantan Timur berkapasitas 30 Ton Per Jam (TPH) dengan nilai investasi sekitar Rp 120 miliar yang ditargetkan rampung pada kuartal II-2022 sehingga jumlah PKS perseroan menjadi 18 unit.


"Kita menambah satu unit ini karena masih ada satu kebun yang selama ini TBS-nya masih dijual ke pabrik lain. Jadi, kita putuskan untuk mendapatkan sinergi antara pabrik dan kebunnya, lebih baik kita putuskan untuk bangun pabriknya," jelas Budiarto dalam paparan publik.


Selain membangun PKS, lanjutnya, perseroan juga berencana membangun satu unit pabrik Palm Kernel Oil (PKO) dengan biogas di Kalimantan Tengah berkapasitas 300 TPH dengan nilai investasi sebesar Rp 135 sampai Rp 140 miliar yang saat ini masih dalam progress .


Selanjutnya, pada tahun ini TPAG juga akan fokus pada program konservasi air sebagai inisiatif untuk mendapatkan pertumbuhan produksi yang lebih baik dari capaian selama ini. "Jadi, itulah rencana-rencana ekspansi yang kita lakukan untuk meningkatkan kinerja di tahun 2022," ujarnya.


Untuk mendukung beberapa ekspansi tersebut, tahun ini TPAG telah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure ( Capex ) sebesar Rp 570 miliar. Tjandra merinci bahwa dari alokasi tersebut, sebagian besar atau sekitar 61% dipakai untuk pembangunan infrastruktur jalan dan perumahan.


"Untuk membangun PKS kita alokasikan sekitar 19% dan untuk Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) sekitar 15% dan lain-lainnya sekitar 5%," urainya.


Sementara dalam waktu dekat, Tjandra menuturkan bahwa perseroan juga akan merambah bisnis downstream. "Jadi kami lagi pelajari untuk masuk ke refinery supaya bisa ada value added untuk dijual," kata dia.


Mengingat, perseroan relative sudah cukup memiliki kebun sehingga perlu untuk memiliki refinery. Karenanya, terang Tjandra, TAPG telah menyiapkan dua alternatif yaitu membangun sendiri atau bermitra.


"Kalau bangun sendiri, misalnya kita mulai tahun depan itu bisa memakan waktu satu sampai satu setengah tahun. Tapi kalau misalnya bermitra akan lebih cepat karena relative sudah ada. Jadi baik alternatif satu maupun dua, lagi kita analisis mana yang akan kita jalankan. Tapi, paling tidak dalam dua sampai tiga tahun mendatang kita sudah punya untuk refinery ini," tutup Tjandra.