Ekuitas Negatif Rp279M, MDRN Siapkan Konversi Utang dan Jual Aset
PT Modern Internasional Tbk (MDRN) memaparkan perkembangan terkini kondisi perseroan kepada para pemangku kepentingan dalam paparan publik yang digelar pada 15 Desember 2025
EmitenNews.com - PT Modern Internasional Tbk (MDRN) memaparkan perkembangan terkini kondisi perseroan kepada para pemangku kepentingan dalam paparan publik yang digelar pada 15 Desember 2025. Salah satu perhatian utama investor adalah status MDRN yang saat ini masih berada di Papan Pemantauan Khusus Bursa Efek Indonesia, seiring tekanan pada struktur keuangan perseroan.
Dalam laporan tertulis, Martino, Corporate Secretary MDRN menyebutkan, manajemen mengakui bahwa hingga 30 September 2025, perseroan masih mencatatkan posisi ekuitas negatif sebesar Rp279,5 miliar. Kondisi ini mendorong manajemen untuk menyiapkan sejumlah langkah strategis guna memperbaiki laporan keuangan, salah satunya dengan menjajaki konversi utang menjadi modal saham melalui pembicaraan intensif dengan sejumlah kreditur.
Selain skema debt to equity swap, perseroan juga melakukan penjualan aset tetap sebagai bagian dari upaya menurunkan beban utang. Manajemen menyampaikan bahwa realisasi aksi korporasi tersebut sangat bergantung pada hasil negosiasi dengan para kreditur.
"Apabila konversi utang menjadi saham disepakati, perseroan akan menindaklanjutinya melalui aksi korporasi guna memperbaiki struktur permodalan ke depan," demikian pernyataan manajemen MDRN dalam laporan yang disampaikan Jumat, 26 Desember 2025.
Di sisi operasional, MDRN juga berupaya meningkatkan kinerja bisnis agar mampu menopang perbaikan keuangan secara berkelanjutan. Salah satu langkah yang ditempuh adalah menjalin kerja sama dengan Genertec International, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pendapatan dan memperkuat arus kas operasional perseroan dalam jangka menengah.
Menjawab pertanyaan investor terkait pendapatan berulang (recurring income), manajemen menyampaikan bahwa saat ini entitas anak membukukan pendapatan sekitar Rp32 miliar. Sementara itu, induk usaha PT Modern Internasional sendiri masih mencatatkan pendapatan relatif terbatas, sekitar Rp1,5 miliar, seiring baru dimulainya bisnis baru perseroan. Ke depan, kinerja induk diharapkan meningkat seiring berjalannya kerja sama dengan Genertec International.
Adapun terkait kemampuan membayar beban bunga, manajemen menjelaskan bahwa pada 2024 perseroan telah melakukan restrukturisasi utang dengan para kreditur. Restrukturisasi tersebut mencakup perpanjangan tenor pembayaran selama 7 hingga 12 tahun dengan skema ballooning, di mana pembayaran kewajiban pada 1 hingga 3 atau 4 tahun awal relatif kecil. Skema ini diharapkan memberikan ruang bagi perseroan untuk menstabilkan arus kas operasional sebelum kewajiban pembayaran meningkat di tahun-tahun berikutnya.
Related News
Surat UMA BEI Melonjak Drastis, Saham Liar Makin Banyak?
Komisaris Paperocks Tambah Lagi 500 Ribu Saham PPRI di Harga Pasar
Minta Restu, Emiten Hapsoro (RATU) Caplok 100 Persen Entitas Asing Ini
Relaksasi Kredit Bank Mandiri Ringankan Beban Nasabah Bencana Sumatera
Obligasi-Sukuk Masih Semarak, Banyak Pencatatan pada Januari 2026
Laba Bersih GMTD Anjlok 63,45 Persen





