EmitenNews.com - PT Inti Bangun Sejahtera Tbk. (IBST), emiten menara telekomunikasi milik Grup Djarum, memberikan klarifikasi terkait lonjakan volatilitas saham yang menjadi perhatian Bursa Efek Indonesia (BEI). Penjelasan tersebut disampaikan melalui surat balasan atas permintaan BEI nomor S-10099/BEI.PP2/09-2025.

Pergerakan saham IBST belakangan memang berfluktuasi tajam. Pada perdagangan Kamis (4/9), harga sahamnya anjlok Rp650 atau 9,81% ke level Rp5.975 per lembar. Padahal, dalam sebulan terakhir saham ini sempat reli 38,6% dari Rp5.300 di awal Agustus 2025 hingga menembus Rp7.350 di awal September. Dalam enam bulan terakhir, saham IBST bahkan sudah melonjak 45,5% dari posisi Rp5.000 pada Maret 2025.

Corporate Secretary IBST, Suciratin, menegaskan hingga saat ini perseroan tidak memiliki atau mengetahui adanya informasi maupun fakta material yang belum diungkapkan, yang berpotensi memengaruhi harga saham maupun keputusan investasi investor.

“Perseroan senantiasa mematuhi kewajiban keterbukaan informasi sebagaimana diatur dalam POJK 31/2015 dan Peraturan I-E Bursa Efek Indonesia,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, Kamis (4/9).

Lebih lanjut, IBST memastikan tidak ada aktivitas dari pemegang saham yang terkait dengan perubahan kepemilikan saham sesuai POJK 11/2017. Perseroan juga tidak memiliki rencana aksi korporasi dalam tiga bulan mendatang yang berpotensi memengaruhi pencatatan saham di bursa.

“Pemegang saham utama pun belum memiliki rencana terkait kepemilikan saham, selain upaya memenuhi ketentuan refloat sesuai regulasi,” tambah Suciratin.

Sebagai catatan, IBST dikendalikan oleh PT Iforte Solusi Infotek (Iforte), anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) yang berada di bawah naungan Grup Djarum. Perseroan bergerak di bidang infrastruktur telekomunikasi, khususnya pembangunan, penyewaan, dan pemeliharaan menara serta jaringan kabel serat optik