Energi Mega (ENRG) Menemukan Minyak Baru 156 Juta Barel, Ini Ekspektasi Manajemen

EmitenNews.com - PT Energi Mega Persada (ENRG) menemukan minyak baru 115 juta barel dari blok KKS Malacca Strait. Itu didapat melalui anak usaha yaitu PT Imbang Tata Alam (ITA). Maklum, ITA merupakan operator dan pemilik 100 persen working interest Blok KKS Malacca Strait.
Temuan minyak baru itu, tengah dalam proses sertifikasi oleh Gaffney Cline and Associates, salah satu konsultan migas terkemuka dunia. Berdasar pekerjaan optimasi pengembangan lapangan lanjutan (OPLL) di Lapangan TB, ITA juga berhasil menemukan tambahan jumlah minyak di tempat 41 juta barel.
Jadi, total penemuan minyak ditempat (Original Oil in Place) di lapangan TB, dan Ringgit menjadi 156 juta barel (115 juta barel + 41 juta barel). ”Penemuan minyak baru itu, akan berdampak positif terhadap kinerja produksi, dan keuangan perusahaan dalam waktu dekat ini,” tutur CEO Energi Mega Persada, Syailendra Bakrie.
Dengan penyelesaian aktivitas pemboran pada lokasi temuan minyak baru itu, ITA sebagai operator dan pemilik working interest di blok KKS Malacca Strait, diharap dapat menjadi salah satu dari 10 produsen minyak terbesar Indonesia. ”Kami akan terus mendukung target pemerintah mencapai target produksi 1 juta barel minyak per hari, dan 12 miliar kaki kubik gas per hari pada 2030,” imbuh Syailendra.
Temuan minyak baru itu, kesuksesan atas aktivitas pemboran di lapangan minyak TB dan Ringgit, bagian dari blok KKS Malacca Strait. ”ITA aka melakukan pemboran pada 19 sumur pengembangan di lapangan terkait untuk mulai memproduksi temuan minyak baru tersebut,” tegas CFO Energi Mega Persada Edoardus Ardianto. (*)
Related News

Bengkak 20 Persen, PALM Kuartal I-2025 Boncos Rp1,42 Triliun

Defisit Menipis, Kuartal I-2025 Laba DEWA Melangit 763 Persen

Laba Susut 74 Persen, BUMI Kuartal I-2025 Defisit USD2,26 Miliar

Sarana Mitra Luas (SMIL) Bukukan Penjualan Rp100,44 Miliar di Q1-2025

Surplus 49 Persen, Laba JSMR Kuartal I-2025 Sentuh Rp927,49 Miliar

Laba Melorot 54 Persen, Kuartal I-2025 IATA Defisit USD2,19 Juta