EmitenNews.com - Wicaksana Overseas International (WICO) tidak melanjutkan private placement jilid II. Sayangnya, alasan penyetopan tidak diungkap dengan jelas. Yang pasti perseroan akan mencari alternatif aksi korporasi lain.


Selanjutnya, perseroan akan mengkaji alternatif aksi korporasi lain untuk mendapat sumber pendanaan. Itu tidak lepas dari tujuan rencana awal private placement untuk memperbaiki kondisi keuangan perseroan. 


”Penghentian atas rencana pelaksanaan private placement tahap kedua ini tidak memiliki dampak material terhadap kegiatan operasional, dan kelangsungan usaha perseroan,” tulis Roni Setiawan, Presiden Direktur Wicaksana Overseas International.


Sebelumnya, perseroan menunda rencana private placement jilid II menyusul persetujuan dari DKSH Holding AG dalam proses. Sebagai pengendali, DKSH Holding AG bertindak sebagai penyetor modal. ”Sedianya aksi tersebut akan dilakukan pada 31 Desember 2022,” ucap Roni.


Merujuk pada keterbukaan informasi pada 27 Juli 2022 mengenai private placement, pelaksanaan ditunda. Rencana private placement telah diumumkan pada 22 Juni 2022, 27 Juli 2022, dan 15 September 2022. Rencana tersebut telah mendapat restu investor pada 29 Juli 2022. 


Wicaksana Overseas telah menuntaskan private placement jilid I senilai Rp61,17 miliar. Itu dari pelepasan 122.353.390 lembar atau 122,35 juta saham pada harga pelaksanaan Rp500 per lembar. Dana itu, telah disetor DKSH Holding AG, sebagai pemegang saham utama, dan pengendali perseroan. Aksi tahap pertama itu, dari rencana private placement maksimal Rp200 miliar dengan menjajakan 400 juta lembar pada harga pelaksanaan Rp500 per helai. 


Dana hasil private placement 59,09 persen untuk melunasi jumlah terutang atas pembelian bahan baku dari pemasok (supplier) perseroan. Lalu, sejumlah 13,60 persen untuk melunasi utang perseroan kepada DKSH Corporate Shared Services Center Sdn. Bhd. (DKSH CSSC) mengenai jasa/layanan hosting & support services, dan pemeliharaan (maintenance) yang telah diberikan DKSH CSSC kepada perseroan.


Selanjutnya, sejumlah 27,30 persen untuk modal kerja guna mendukung kegiatan operasional sehari-hari. Menyusul aksi itu, jumlah modal ditempatkan, dan disetor akan meningkat menjadi 1.391.304.367 lembar atau senilai total nominal Rp695,65 miliar. Menanjak dari sebelum transaksi sebanyak 1.268.950.977 lembar atau dengan total nilai nominal Rp634,47 miliar. (*)