EmitenNews.com - Perusahaan terkemuka di Asia Tenggara dalam bidang usaha pemesanan kendaraan, Grab Holdings Ltd kini tengah memulai kembali perbincangan mengenai potensi penggabungan usaha dengan GoTo Group (GOTO).

Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengatasi kerugian yang terus dialami oleh kedua perusahaan akibat persaingan sengit di antara keduanya.

Informasi dari Bloomberg mencatat bahwa kedua perusahaan tersebut sedang melakukan tahap awal diskusi mengenai berbagai skenario merger.

Salah satu opsi potensialnya adalah Grab yang berbasis di Singapura mengakuisisi GOTO dengan menggunakan uang tunai, saham, atau kombinasi keduanya.

Sumber Bloomberg menambahkan bahwa, perusahaan Indonesia lebih terbuka terhadap kesepakatan setelah Patrick Walujo mengambil alih posisi chief executive officer (CEO) tahun lalu.

“Diskusi sudah berlangsung, pemegang saham utama kedua perusahaan mendukung kesepakatan, dan telah mendorong pembicaraan,” kata sumber yang tidak ingin ditulis namanya, dikutip dari Bloomberg, Senin (12/2).

Pembicaraan itu mungkin tidak akan mengarah pada merger besar-besaran atau kesepakatan apapun. Adapun, opsi-opsi yang telah dieksplorasi oleh kedua perusahaan juga mencakup pemisahan pasar utama mereka, dengan Grab mendapatkan kendali atas basis di Singapura dan beberapa pasar lainnya, sementara GOTO tetap memegang kendali di Indonesia.

Meski valuasi menjadi hambatan utama, terutama karena saham GOTO mengalami penurunan sekitar 30% dalam setahun terakhir, dan kekhawatiran terkait struktur dan tata kelola kesepakatan, Grab dan GOTO juga sedang menjajaki opsi pemisahan pasar utama. 

Dalam skenario ini, Grab akan mengendalikan basis di Singapura dan beberapa pasar lainnya, sementara GOTO tetap mempertahankan kendali di Indonesia.

Namun, perwakilan GOTO membantah adanya diskusi merger, sementara perwakilan Grab menolak berkomentar.

Diketahui bahwa kedua perusahaan memiliki puluhan juta pengguna layanan transportasi online, dan potensi merger diharapkan dapat membantu meningkatkan tarif dan menciptakan sinergi di pasar-pasar besar seperti Indonesia.

Kesepakatan ini, jika tercapai, akan menjadi penggabungan perusahaan internet terbesar di Asia Tenggara, dan tentu akan mendapat pengawasan ketat dari regulator.

Dengan menggabungkan kekuatan Grab dan GOTO, diharapkan mereka dapat menguasai posisi dominan di beberapa pasar, terutama setelah Uber Technologies Inc. keluar dari kawasan ini pada tahun 2018.

Walaupun Grab dan GOTO pernah menjajaki merger sebelumnya tanpa kesepakatan, kali ini diskusi dimulai kembali setelah GOTO melepas kendali atas unit e-commerce Tokopedia ke TikTok milik ByteDance Ltd. pada Desember 2023.

Salah satu tantangan utama adalah mengenai kontrol, terutama dengan CEO Grab Anthony Tan yang ingin memimpin entitas gabungan. Sementara itu, kepemimpinan baru GOTO yang berhasil menuju profitabilitas di kuartal keempat, di bawah Patrick Walujo, memberikan kepercayaan kepada investor tentang potensi pendapatan jangka panjang.