EmitenNews.com - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) terpaksa menunda agenda penting dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 18 Juli 2025. Rapat tersebut gagal dilangsungkan lantaran tidak memenuhi ketentuan kuorum.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (21/7), manajemen Vale menyatakan bahwa jumlah saham yang hadir atau diwakili dalam rapat hanya sebanyak 1,96 miliar saham, setara 18,62% dari total saham dengan hak suara sebanyak 10,53 miliar lembar. Jumlah tersebut jauh di bawah syarat minimum kuorum yang ditetapkan regulasi, yakni lebih dari 50%.

Padahal, agenda RUPSLB kali ini cukup krusial: membahas perubahan susunan pengurus dan penunjukan Direktur Utama yang saat ini masih kosong.

Sesuai ketentuan dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan OJK Nomor 15 Tahun 2020, serta Anggaran Dasar Perseroan, rapat hanya dapat berlangsung jika dihadiri oleh pemegang saham dan/atau kuasanya yang sah yang mewakili lebih dari separuh saham dengan hak suara.

Menariknya, dua pemegang saham utama, yakni MIND.ID (34%) dan Vale Canada Limited (33,8%), diduga tidak hadir dalam RUPSLB tersebut. Hal ini memperkuat asumsi bahwa tidak tercapainya kuorum berkaitan langsung dengan absennya dua entitas raksasa pemilik mayoritas saham Vale Indonesia.

Meski gagal menggelar rapat, sejumlah nama penting hadir secara fisik dalam forum tersebut, antara lain Wakil Presiden Direktur Abu Ashar, Direktur Human Capital Adriansyah Chaniago, Direktur Corporate Affairs Bernardus Irmanto, Direktur Keuangan Rizky Andhika Putra, serta Chief Project Officer Muhammad Asril.

Sementara dari jajaran Dewan Komisaris hadir Presiden Komisaris Muhammad Rachmat Kaimuddin, serta para Komisaris Edi Permadi, Rudiantara, Marita Alisjahbana, dan Retno Marsudi.

Belum ada pernyataan resmi kapan RUPSLB ulang akan digelar. Namun, publik dan investor kini menanti keputusan penting mengenai pengisian jabatan Direktur Utama yang hingga kini masih kosong, di tengah tantangan strategis dan transisi kepemilikan di tubuh perseroan tambang nikel raksasa ini.