EmitenNews.com - PT Adaro Minerals Indonesia (ADMR) tidak membagi dividen. Sekitar USD1,57 juta dari koleksi laba bersih 2021 senilai USD156,7 juta disimpan sebagai dana cadangan wajib. Lalu, sisa USD155 juta ditetapkan sebagai laba ditahan. 


Kondisi pasar kondusif pada 2021 memungkinkan perseroan meletakkan landasan kokoh untuk melompat jauh ke depan, dan mengejar diversifikasi bisnis guna memastikan pertumbuhan berkelanjutan. Operasi utama perusahaan meliputi pertambangan batu bara metalurgi, diversifikasi ke bisnis smelter aluminium, akan membuka jalan untuk merealisasikan potensi menjadi perusahaan lebih lestari, dan ramah lingkungan, untuk memasok output ke industri-industri yang mendukung gaya hidup lebih hijau. 


Presiden Direktur PT Adaro Minerals Indonesia Christian Ariano Rachmat mengaku puas dengan kinerja perusahaan pada 2021. Perusahaan sukses mencatat pertumbuhan produksi, meningkatkan pengembalian, dan menghasilkan penciptaan nilai signifikan. Kondisi industri positif makin mendorong profitabilitas. Saat ini, perseroan fokus mempertahankan keunggulan operasional, dan mempersiapkan perusahaan untuk pertumbuhan jangka panjang. 


Perseroan akan mengoptimalkan peran Adaro Minerals sebagai pusat pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh bisnis Adaro Group berhubungan dengan produk mineral. ”Adaro Minerals memiliki rencana pengembangan sangat menarik. Diawali dengan proyek smelter aluminium di bawah PT Adaro Indo Aluminium. Saat ini, manajemen memandang investasi pada pengembangan bisnis pilihan terbaik untuk memaksimalkan penciptaan nilai perseroan,” tutur Christian. 


Pemegang saham menyetujui realisasi penggunaan dana initial public offering (IPO) perseroan. Dana itu, untuk membayar sebagian pinjaman kepada pihak berelasi, yaitu Adaro Energy Indonesia (ADRO), dan mendanai belanja modal perusahaan anak perseroan. Per 31 Maret 2022, Adaro Minerals telah menggunakan dana Rp296,32 miliar untuk membayar sebagian pinjaman kepada Adaro Energy Indonesia. 


Lalu, sisa Rp344,37 miliar telah ditempatkan di bank pihak ketiga berbentuk rekening giro dan deposito dengan suku bunga 2,75 persen. Selanjutnya, para pemegang saham menyetujui pengunduran diri Priyadi dari posisi direktur perseroan. Kemudian menyetujui pemberhentian Iwan Dewono Budiyuwono dari posisi presiden direktur perusahaan.


Berikutnya, menunjuk Christian Ariano Rachmat sebagai presiden direktur, Iwan Dewono Budiyuwono sebagai wakil presiden direktur, dan Wito Krisnahadi sebagai direktur untuk masa jabatan sejak penutupan RUPS Tahunan ini sampai 31 Agustus 2026. So, susunan direksi perusahaan terbaru sebagai berikut. Presiden Direktur Christian Ariano Rachmat, Wakil Presiden Direktur Iwan Dewono Budiyuwono, Direktur Totok Azhariyanto, Direktur Hendri Tamrin, Direktur Heri Gunawan, dan Direktur Wito Krisnahadi. (*)