EmitenNews.com — PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD25 juta atau Rp370 miliar yang akan dipakai untuk keperluan optimalisasi produksi dan penjualan produk EO Derivatives .

 

Seperti yang diketahui, penjualan Polychem turun 7% (yoy) menjadi USD45,52 juta pada kuartal I-2022. Dari jumlah tersebut, sebanyak USD43,27 juta berasal dari segmen bisnis kimia, sedangkan segmen polyester menyumbang penjualan sebesar USD2,25 juta.

 

Menurut Corporate Secretary Polychem Indonesia Yendrizal, pendanaan capex ini berasal dari kas internal perusahaan. Perseroan memiliki kemampuan produksi EO Derivatives sebanyak 80.000 ton per tahun melalui pabrik di Serang, Banten. Produk ini merupakan bahan baku pembuatan personal care, emulsifier, dan agrochemicals .

 

Selain itu, ADMG memiliki rencana untuk menambah kapasitas produksi di pabrik-pabriknya yang berlokasi di Serang dan Karawang sebesar 40.000-60.000 ton. "Ini merupakan rencana yang bersifat jangka panjang dan untuk sekarang belum ada pembangunannya," tutur Yendrizal dalam paparan publik, Senin (27/6/2022).

 

Pada tahun ini, ADMG sedang melakukan studi untuk pengembangan produk baru seperti CO2, polyols , dan ethylene  carbonate (EC), serta pengembangan produk etoksilat yang baru. Adapun kuartal I-2022 penjualan tercatat sebesar USD45,52 juta menurun 7,1% dari tahun sebelumnya sebesar USD49 juta. Namun, pendapatan penjualan pada produk chemical naik 14% dari USD35,6 juta pada kuartal I-2021 menjadi USD40,7 juta pada kuartal I-2022

 

Sementara itu, ADMG mencatatkan rugi bersih sebelum pajak sebesar USD5,08 juta pada kuartal I-2022, sedangkan di kuartal I-2021 perusahaan ini masih meraih laba bersih sebelum pajak USD1,28 juta.

 

Sebelumnya, ADMG menghentikan sementara operasional pabrik polyester di Karawang akibat dampak pandemi Covid-19 yang berkelanjutan, sehingga pasar downstream sangat lesu. Faktor lainnya, perang Rusia-Ukraina yang diperkirakan akan berlangsung panjang yang mengakibatkan harga minyak mentah dunia naik tajam.

 

Yendrizal mengatakan, tidak ada dampak hukum atas penghentian sementara karena perseroan telah menyelesaikan seluruh kewajiban kepada karyawan maupun kepada pelanggan. Adapun dampak yang akan timbul adalah turunnya nilai penjualan dan beban pokok penjualan perseroan tahun 2022.

 

"Untuk mendongkrak kembali kinerja usaha, ADMG bakal mengoptimalisasi komposisi produksi berdasarkan permintaan pasar dan margin produk yang lebih baik. ADMG juga bakal lebih efisien dalam pemakaian bahan baku dan energi," tutupnya.