EmitenNews.com - Global Digital Niaga atau Blibli (BELI) atau Blibli kembali menggelar program Kepemilikan Saham Manajemen dan Karyawan alias Management and Employee Stock Option Program (MESOP) tahap II senilai Rp1,11 triliun. Itu dilakukan untuk mendorong pertumbuhan jumlah saham beredar di pasar.

Periode pelaksanaan selama 30 hari terhitung sejak 15 Maret 2024. Dengan perkiraan jumlah hak opsi akan dilaksanakan dalam program MESOP Tahap II mencapai 2.589.473.968 saham, dengan nilai nominal Rp430 per saham. Program tersebut melanjutkan MESOP tahap I dilakukan Desember 2023.

Sebelumnya, emiten Djarum Group itu, juga menggelar MESOP I tahap I dengan harga Rp432 per saham atau mencapai Rp391,66 miliar. Pelaksanaan MESOP tahap I itu, dilakukan pada 15-21 Desember 2023. Hak opsi belum dilaksanakan periode tersebut dapat dilaksanakan periode berikutnya.

Pada kuartal III-2023, Blibli mencatat rugi bersih Rp2,624 triliun atau menyusut dibanding periode sama 2022 mencapai Rp3,728 triliun. Akibatnya, akumulasi rugi atau defisit kian menumpuk 13,1 persen dibanding akhir 2022 menjadi Rp22,476 triliun pada akhir September 2023.

Sementara pendapatan bersih tumbuh 8,5 persen secara tahunan menjadi Rp11,462 triliun pada akhir kuartal III-2023. Rinciannya, penjualan toko fisik naik 19,34 persen menjadi Rp3,146 triliun. Pendapatan institusi naik 80 persen menjadi Rp1,98 triliun. Tapi, pendapatan ritel toko online turun 6,6 persen sisa Rp7,105 triliun.

Beban pokok pendapatan bengkak 1,1 persen menjadi Rp9,729 triliun. Laba kotor naik 92,3 persen menjadi Rp1,733 triliun. Beban umum dan administrasi bengkak 13,9 persen menjadi Rp2,727 triliun. Beban penjualan Rp1,627 triliun. Akibatnya, rugi usaha terkumpul Rp2,583 triliun.

Total liabilitas bengkak 23,1 persen menjadi Rp4,427 triliun. Total ekuitas susut 24,08 persen menjadi Rp7,957 triliun. Arus kas bersih untuk aktivitas operasi Rp2,902 triliun. Penerimaan dari pelanggan Rp30,729 triliun. Pembayaran kepada pemasok Rp29,542 triliun. Pembayaran kepada karyawan Rp1,486 triliun, dan beban operasional Rp2,561 triliun. (*)