EmitenNews.comPT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) kantongi penjualan sebesar Rp 5,18 triliun sepanjang semester I-2022. Jumlah itu bertumbuh 23,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 4,18 triliun. Pertumbuhan ditopang oleh penjualan makanan yang memberikan kontribusi hingga 87,7% terhadap total pendapatan.

 

Direktur Garudafood Putra Putri Jaya Paulus Tedjosutikno menjelaskan,selama semester I, segmen makanan kategori utama yang terdiri dari snack, dairy dan biskuit (wafer stick) memberikan kontribusi sebesar 87,7% dari seluruh porsi penjualan perseroan dengan pertumbuhan sebesar 24,9%.

 

"Sedangkan untuk segmen minuman mengalami pertumbuhan sebesar 16,5%. Penjualan domestik perseroan naik sebesar 24,4% sementara di pasar ekspor naik 11,6% dari tahun sebelumnya," jelasnya dalam keterangan resmi, akhir pekan lalu.

 

Meski demikian, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 10,5% jadi Rp180,81 miliar dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp200,06 miliar. Sedangkan pada kuartal I-2022 laba GOOD turun sebesar 24%. Adapun penurunan ini utamanya dipengaruhi oleh kenaikan harga beberapa komoditas bahan baku sebagai dampak kondisi pandemi dan konflik Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan sehingga memicu kelangkaan kontainer, tingginya freight cost dan kelangkaan bahan baku.

 

"Kenaikan harga yang terjadi sangat cepat dan tidak terkendali ini (hiperinflasi) sudah dirasakan perseroan sejak semester II-2021 sehingga biaya produksi perseroan juga ikut terimbas naik," ujarnya.

 

Ia melanjutkan, bahwa kenaikan harga bahan baku yang belum dapat diprediksi akan menjadi tantangan kedepan dari perseroan. Garudafood menyiasati kondisi tersebut dengan kontrak jangka panjang untuk mendapatkan harga yang stabil dan jaminan pasokan, meningkatkan persediaan untuk mengantisipasi gangguan di jalur logistik bahan baku sehingga kelangsungan proses produksi tidak sampai terganggu.

 

Selain itu, perseroan juga akan menggenjot pertumbuhan volume penjualan untuk produk di kategori fast-moving . Caranya, dengan melakukan ekspansi jalur distribusi, serta digitalisasi sektor logistik. Sebagai upaya akhir, perseroan telah menaikkan harga jual per kilogram secara bertahap untuk produk-produk di kategori tertentu sejak Januari 2022.

 

"Kami optimis pada akhir 2022 kami mampu mencapai pertumbuhan penjualan dan laba bersih yang lebih baik dibandingkan tahun lalu," kata dia.

 

Sementara itu, total liabilitas GOOD pada 30 Juni 2022 tercatat turun dari Rp 3,73 triliun menjadi Rp 3,62 triliun atau turun 2,9%. Lalu, ekuitas perseroan tidak mengalami perubahan yakni Rp 3,03 triliun. Perseroan juga mencatat total aset sebesar Rp 6,65 triliun atau turun 1,6% serta memiliki kas dan setara kas lebih dari Rp 600 miliar di akhir 30 Juni 2022.